Membaca Arah 'Politik' Nahdlatul Ulama (NU) di Pemilu 2024

- 11 September 2023, 13:01 WIB
Capres dan Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berziarah ke makam Ketua Umum PBNU pertama KH Hasan Gipo (1926-1934) di sisi timur Masjid Ampel di sela-sela ziarah walisongi ke makam Sunan Ampel, Surabaya, Sabtu (9/9/23). (ANTARA/Fauzi)
Capres dan Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berziarah ke makam Ketua Umum PBNU pertama KH Hasan Gipo (1926-1934) di sisi timur Masjid Ampel di sela-sela ziarah walisongi ke makam Sunan Ampel, Surabaya, Sabtu (9/9/23). (ANTARA/Fauzi) /

Hasil survei-survei itu agaknya tidak lepas dari pandangan politik NU yang meneguhkan Khittah NU 1926 sebagai garis perjuangan yang memosisikan NU di luar politik praktis, namun Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar tetap mengimbau warga NU agar paham politik bahwa politik dalam koridor ormas/lembaga sosial-keagamaan itu harus dibedakan dengan politik dalam koridor politikus/parpol/warga.

Politik itu ada dua macam, ada politik tingkat tinggi dan ada politik tingkat rendah. Politik tingkat tinggi adalah mempertahankan NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Kalau politik praktis yang rendah itu bukan urusan NU, itu urusan warga NU yang ada di parpol.

Bagaimanapun fakta di lapangan sesuai hasil survei, politik pada hakikatnya diikhtiarkan untuk kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan memerlukan situasi dan kondisi yang aman. Karena itu, apapun pilihan pilitiknya, hajatan 5 tahunan berupa pemilu mari kita jalani dan ikuti dengan riang dan selalu menjaga rasa bersaudara sesama bangsa, demi Indonesia yang kuat dan semakin maju.***

Halaman:

Editor: Ianatul Ainiyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah