Imbas Kekeringan, Wali Kota Sukabumi Nyatakan 120 Hektar Lahan Pertanian Terancam Gagal Panen

- 16 September 2023, 01:06 WIB
Salah satu lahan pertanian yang berada di Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Antara/Aditya Rohman
Salah satu lahan pertanian yang berada di Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Antara/Aditya Rohman /

MALANG TERKINI - El Nino yang terjadi beberapa bulan belakangan ini pun tengah memberikan dampak kekeringan pada beberapa daerah di Indonesia.

Dampak kekeringan ini pun mulai meresahkan masyarakat di berbagai daerah. Hal ini dikarenakan tidak hanya kesulitan air bersih, warga mulai terancam gagal panen.

Pasalnya banyak lahan pertanian yang membutuhkan pengairan pun mengalami kekeringan atau kesulitan air. Hal ini tentu berimbas terhadap produksi lahan dan akhirnya gagal panen.

Salah satu daerah yang lahan pertanian didaerahnya terancam gagal panen akibat kekeringan ialah daerah Sukabumi. Ada 120 hektar yang terancam.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan kemarau panjang yang berdampak terjadinya kekeringan hampir di seluruh wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat mengakibatkan 120 hektare lahan pertanian terancam gagal panen.

"Akibat kekeringan ini lahan pertanian tidak bisa mendapatkan pasokan air yang mencukupi bahkan beberapa lahan sudah tidak lagi memiliki persediaan air, sehingga tanaman yang sudah ditanam itu terancam mati sehingga berpotensi gagal panen," katanya di Sukabumi pada Jumat, (15/9).

Menurut Fahmi, dari hasil pendataan sementara ada 120 hektare lahan pertanian yang berpotensi gagal panen mayoritas merupakan lahan padi. Lahan itu tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Baros, Cibeureum dan Lembursitu (Bacile).

Jika satu hektare lahan itu bisa menghasilkan gabah kering giling (GKG) rata-rata tujuh ton, maka jika gagal panen maka Kota Sukabumi akan kehilangan sebanyak 840 ton GKG.

Tentunya, Pemkot Sukabumi melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi terus berupaya melakukan pencegahan agar lahan tersebut tidak gagal panen.

Selain itu, ikhtiar yang dilakukan pihaknya yakni dengan cara melaksanakan Solat Istisqa atau solat meminta hujan kepada Allah yang dilakukan secara massal pada Jumat, (15/9) di Lapang Merdeka Kota Sukabumi.

Pada kegiatan ini tidak hanya dihadiri unsur Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) dan MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kota Sukabumi saja, tetapi diikuti oleh ribuan Muslim.

"Selain melakukan berbagai cara untuk antisipasi terjadinya gagal panen, kami pun ikhtiar dengan cara melaksanakan Solat Istisqa secara massal serta mengajak seluruh Muslim di Kota Sukabumi untuk mendirikan solat sunah itu baik individu maupun berjamaah," tambahnya.

Sementara, Kepala DKP3 Kota Sukabumi Adrian Hariadi mengatakan antisipasi terjadinya gagal panen pihaknya mencoba melakukan pompanisasi, untuk menyalurkan air dari sumber atau mata seperti sungai ke lahan pertanian.

Namun diakui, pompanisasi ini juga terkendala sumber air, jika lahan itu jauh dari sungai tentunya sulit terlaksana.

Tetapi, pihaknya tidak akan tinggal diam dalam upaya menekan luas lahan yang terancam atau berpotensi gagal panen.

Seperti diketahui tiga kecamatan yakni Baros, Cibeureum dan Lembursitu memang selalu menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau. ***

Editor: Ianatul Ainiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah