Pesan Moral Cerita Rakyat ‘Sangkuriang’, Kisah Masyarakat Jawa Barat

- 22 April 2022, 20:48 WIB
Kisah Sangkuriang Salah Satu Kisah yang Mempunyai Pesan Moral Asal Jawa Barat
Kisah Sangkuriang Salah Satu Kisah yang Mempunyai Pesan Moral Asal Jawa Barat /Mindandi/freepick.com/ Mindandi

 

MALANG TERKINI – Berikut ini merupakan poin-poin pesan moral yang terkandung dalam cerita rakyat dengan judul ‘Sangkuriang’.

Seperti yang diketahui bahwa cerita rakyat pasti mempunyai pesan moral yang dapat diambil sebagai buah pembelajaran kehidupan.

Apalagi, cerita rakyat merupakan cerita yang sudah menjadi cerita turun temurun hingga sampai saat ini.

Bahkan selalu muncul dalam buku-buku pembelajaran siswa yang dijadikan untuk bahan contoh pelajaran tentang sikap dan moral.

Baca Juga: Pesan Moral Cerita ‘Malin Kundang’, Kisah Anak Durhaka

Cerita rakyat juga dikenal dengan cerita yang ada di setiap daerah. Sehingga setiap daerah memiliki kisah-kisah yang beragam dan menganut pada pesan-pesan moral yang juga beragam.

Selain Lutung Kasarung, kisah ‘Sangkuriang’ sendiri juga merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Jawa Barat.

Pada kisah Sangkurian ini menceritakan tentang anak yang ingin menikahi ibunya sendiri.

Singkat ceritanya seperti ini, zaman dahulu ada yang bernama Dayang Sumbi dan mempunyai anak bernama Sangkuriang.

Baca Juga: Pesan Moral Dongeng Cerita Timun Mas, Perjuangan Gadis Kecil Melawan Raksasa

Ibu Sangkuriang tersebut dikenal dengan sosok perempuan yang awet muda dan berparas cantik. Selain itu, mereka juga mempunyai seekor hewan di rumahnya, yakni anjing yang bernama Tumang (anjing titisan dewa).

Dimana anjing tersebut dianggap menjadi sosok jelmaan Ayah Sangkuriang. Suatu ketika Dayang Sumbi sedang menjahit dan benangnya jatuh terlampau jauh dari jaraknya.

Kemudian ia melontarkan kata-kata dimana siapa yang mengambilkan benang tersebut, jika laki-laki akan dijadikan suaminya namun jika perempuan akan dijadikan saudara. Tak disangka yang mengambil adalah si Tumang.

Singkat cerita, selang beberapa waktu, Sangkuriang telah tumbuh menjadi pemuda yang juga tampan dan tidak mengetahui bahwa Tumang adalah Ayahnya. Ia mempunyai kesukaan terhadap hal berburu. Setiap melakukan hal itu, Sangkuriang selalu ditemani oleh Tumang.

Baca Juga: 15 Beasiswa Ini Bisa Bantu Kamu untuk Merasakan Pendidikan Luar Negeri dengan Jangka Pendek

Suatu ketika Sangkuriang ingin berburu seekor kijang namun keadaan berbalik, malah Tumang yang menjadi buruan si Sangkuriang karena sempat marah kepada Tumang. Kemudian hatinya diambil dan dibawa pulang untuk dimasak oleh ibunya.

Tanpa sadar, Dayang Sumbi memasaknya dan seketika ia tahu bahwa yang hati yang sudah dimakannya adalah milik Tumang. Ia marah besar dan melempar gayung ke kepala Sangkuriang hingga terluka.

Karena sakit hati, Sangkuriang lantas pergi dari rumah.bertahun-tahun lamanya, Sangkuriang kembali lagi ke tempat asalnya dan dengan tak sengaja bertemu dengan Dayang Sumbi.

Namun keduanya tak menyadari bahwa mereka mempunyai ikatan darah. Alhasil mereka saling jatuh cinta.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pastikan Ekspor Bahan Baku dan Minyak Goreng Dilarang Mulai 28 April 2022

Suatu ketika, Sangkuriang mengajak Dayang Sumbi untuk berburu, dengan tak sadar ia melihat pada bagian pengikat kepala yang dikenakan oleh Sangkuriang. Dan terlihat ada tanda seperti yang ada pada anaknya dulu.

Kemudian Dayang Smbi menyadari bahwa ia adalah anaknya yang pergi dari rumah. Karena si Sangkuriang kekeh tak percaya akan hal itu, Dayang Sumbi melayangkan pernyataan syarat dimana Sangkuriang harus bisa membendung Sungai Citarum dan membuat perahu besar sebelum terbit fajar.

Singkat waktu, Sangkuriang hampir berhasil untuk menyelesaikan persyaratan tersebut karena dibantu oleh beberapa makhluk halus, tentunya membuat Dayang Sumbi cemas, namun ia telah memiliki rencana untuk menggagalkannya dengan dibantu oleh warga sekitar.

Dayang Sumbi melayangkan beberapa kain selendang dan memaksa jago berkokok sebelum waktunya. Karena makhluk halus takut dengan fajar, maka makhluk halus tersebut pergi meninggalkan Sangkuriang dan ia belum sepenuhnya menyelesaikan persyaratan.

Baca Juga: Pesan Moral Cerpen ‘Robohnya Surau Kami’ Karya A A Navis

Akhirnya Sangkuriang marah besar hingga menjebol bendungan dan membalikkan perahu besar tersebut dan dikenal sampai sekarang yakni Gunung Tangkuban Perahu.

Tidak berhenti pada titik itu saja, namun Sangkuriang paham bahwa yang menggagalkan rencananya adalah si Dayang Sumbi dan akhirnya mencari dan mengejar Dayang Sumbi.

Namun, pada akhirnya ia tidak menemukan jejak Dayang Sumbi setelah memasuki sebuah gunung yang menjelma sebagai Gunung Putri.

Nah, dari kisah tersebut dapat diambil beberapa poin pesan moral, yakni:

1. Bersikap jujur sedari awal tidak akan mengakibatkan suatu permasalahan yang besar.

2. Jangan suka meluapkan amarah kepada hal atau barang disekitar.

3. Pandai-pandai dalam menjaga amarah agar bisa meredam dengan semestinya.

4. Perbuatan curang tidak akan pernah menguntungkan diri sendiri malah akan sellau merugikan diri sendiri. ***

Editor: Gilang Rafiqa Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah