Pesan Moral Cerita Legenda Sangkuriang: Dayang Sumbi, Tumang Hingga Tangkuban Perahu

- 31 Agustus 2022, 16:10 WIB
Kisah Legenda Rakyat Sangkuriang yang diberikan syarat membuat Danau Tangkuban Perahu ketika hendak menikahi Ibu Kandungnya Dayang Sumbi
Kisah Legenda Rakyat Sangkuriang yang diberikan syarat membuat Danau Tangkuban Perahu ketika hendak menikahi Ibu Kandungnya Dayang Sumbi /pixabay/Free-Photos/

MALANG TERKINI – Sangkuriang adalah cerita legenda yang menceritakan seorang anak laki-laki jatuh cinta kepada Ibu Kandungnya dan menginginkan untuk menikah. Sebagian orang masih menganggap cerita ini adalah fiksi, namun tahukah Anda cerita Sangkuriang ini masuk dalam kategori cerita rakyat (Legenda) masyarakat Sunda.

Legenda Sangkuriang awalnya merupakan tradisi lisan, namun rujukan tertulisnya ada yang pada saat itu ditulis di daun Lontar pada abad 15 hingga 16. Nama naskah ini Bujangga Manik, di dalam naskah ini ditulis bahwa Pangeran Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Dayang Sumbi adalah putri raja Sungging Perbangkara, Ia memiliki paras yang sangat cantik hingga memikat hati para raja ingin menikahinya. Karena banyak raja yang memperebutkannya akhirnya terjadilah perang antara raja itu. Dayang Sumbi pun pergi mengasingkan diri agar tidak terjadi banyak peperangan.

Baca Juga: Pesan Moral Cerita Cinderella: Gadis Sabar dan Baik Hati, Sepatu Kaca hingga Bertemu Pangeran

Saat Dayang Sumbi pergi ia ditemani seekor anjing yang ditugaskan oleh Raja untuk menemaninya. Anjing ini bernama Tumang dan ia menemani Dayang Sumbi, saat sudah mengasingkan diri Dayang Sumbi suka menenun dan suatu hari alat tenunnya itu jatuh, sontak Ia pun berkata: bagi siapa yang bisa mengambilkan alat tenun itu, jika laki-laki akan kujadikan suami, jika perempuan kujadikan saudara.

Dayang Sumbi pun terkaget, saat dirinya usai melontarkan itu, Tumang sang Anjing pun mengambil alat tenun yang jatuh itu dan Ia pun akhirnya menikah dengan Tumang. Saat itulah Dayang Sumbi baru tahu bahwa Tumang adalah titisan Dewa yang di kutuk menjadi seekor anjing. Setelah menikah mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang.

Sangkuriang Pun telah tumbuh menjadi anak yang memiliki kesaktian dan kekuatan, namun Ia tidak menyadari siapa sosok ayahnya. Pada suatu hari Dayang Sumbi meminta Sangkuriang berburu kijang dan ia ingin makan hati Kijang, akhirnya Sangkuriang berangkat berburu ditemani Tumang.

Baca Juga: Jelaskan Arti Penting Mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara

Saat berburu Sangkuriang melihat seekor kijang di tengah hutan, Ia pun menyuruh Tumang mengejar kijang itu, namun Tumang tidak menuruti perkataan Sangkuriang, akhirnya ia membunuh Tumang dan membawa hati anjing itu kepada Ibunya untuk dimasak dan dimakan.

Dayang Sumbi pun memakan hati tersebut dan barulah Ia menyadari bahwa yang Ia makan bukanlah hati kijang, melainkan hati Tumang yang merupakan suami dan ayah dari sangkuriang. Kemarahannya pun tak terbendung Ia pun memukul Sangkuriang dan karena tidak terima dipukul oleh Ibunya, Sangkuriang pun pergi untuk mengembara.

Setelah bertahun-tahun pergi mengembara akhirnya Sangkuriang bertemu kembali dengan Ibunya namun keduanya tidak saling mengenali karena Dayang Sumbi tetap awet muda dan cantik. Keduanya pun tidak menyadari jika mereka adalah ibu dan anak. Akhirnya keduanya saling jatuh cinta dan berencana untuk menikah.

Baca Juga: Apa itu G20? Simak Penjelasan Lengkapnya: Sejarah, Anggota, Tujuan, sampai Manfaat

Kemudian Dayang Sumbi baru menyadari bahwa Sangkuriang adalah anaknya, saat itu dirinya tengah memasangkan penutup kepala di kepala Sangkuriang dan Ia melihat bekas luka yang dulu pernah Ia memukul Sangkuriang persis di kepalanya. Akhirnya keduanya pun saling bercerita dari mana asal Sangkuriang. Dan Ibunya pun bercerita bahwa dirinya adalah Ibu dari Sangkuriang dan tidak bisa keduanya menikah.

Namun Sangkuriang tidak percaya dengan cerita tersebut, Ia menganggap Dayang Sumbi mengarang cerita bohong karena tidak mungkin ibunya yang seharusnya sudah menua tetapi masih cantik dan awet muda. Ternyata itu karena sang Ibu memakan hati Tumang.

Karena Sangkuriang tetap kekeh, akhirnya Dayang Sumbi pun memberikan syarat kepadanya jika mau menikah, syarat nya adalah membuat Sungai Citarum dan sebuah perahu besar di Danau tersebut dan harus diselesaikan dalam waktu satu malam. Sangkuriang pun meng Iya kan permintaan itu.

Akhirnya Sangkuriang memanggil makhluk halus untuk membantunya membuat danau dan perahu itu dan mulailah mereka bekerja. Namun saat menjelang pagi ayam pun berkokok dan para jin makhluk halus itu berlari ketakutan karena dianggap sudah waktu pagi, akhirnya Sangkuriang menyelesaikan pembuatan Danau itu seorang diri, saat bendungan dan perahu besar sudah hampir jadi Sangkuriang marah dan menendang perahu itu dan akhirnya menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

Baca Juga: Ayat Kursi dan Terjemahan yang Memiliki Segudang Manfaat

Pesan Moral Cerita Legenda Sangkuriang

1. Selalu Bersikap Jujur

Karena Sangkuriang telah berbohong kepada Ibunya bahwa Hati yang ia bawa bukanlah hati kijang, melainkan hati Tumang yang merupakan anjing sekaligus ayahnya sendiri. karena ketidakjujuran Sangkuriang membuat hubungannya dan Sang Ibu tidak baik. Oleh karena itu kita harus mengajarkan sikap jujur kepada anak-anak sejak dini.

2. Menahan Emosi

Sangkuriang memiliki emosi yang tinggi, saat berburu kijang ia meminta Tumang untuk mengejar kijang tersebut, namun karena Tumang tidak mau mengejar kijang itu, akhirnya Sangkuriang membunuh Tumang dan mengambil hatinya untuk diberikan kepada ibunya.

Jika seseorang atau anak-anak tidak diajarkan cara menahan emosi, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Demikian cerita legenda Sangkuriang dan pesan moral yang bisa diambil dalam kisah ini.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah