Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 75 dan 76, Struktur Isi Cerpen ‘Pohon Keramat’

- 27 Oktober 2022, 20:41 WIB
Ilustrasi: Kunci jawaban bahasa Indonesia kelas 9 halaman 75 dan 76
Ilustrasi: Kunci jawaban bahasa Indonesia kelas 9 halaman 75 dan 76 /Pixabay/Sasin Tipchai

Pembukaan kaki Gunung Beser itu akan dilakukan bergotong-royong Bantuan tenaga dan dana besar dari pihak pabrik disambut masyarakat. Kejadian yang semakin langka itu ditandai dengan syukuran kampung yang dipimpin oleh pak bupati yang sengaja datang. Tidak ada kejadian-kejadian aneh selama pembukaan kaki gunung. Tanaman pun tumbuh bagus karena tanahnya memang subur dan air melimpah. Rumah-rumah dibangun karena pabrik-pabrik membutuhkan pekerja banyak yang sebagian besar didatangkan dari daerah lain. Para penggerak pembangunan itu mendapatkan pujian dari hampir seluruh penduduk kampung. Mereka dibicarakan di setiap pertemuan resmi dan tidak resmi.

Kakek meninggal tidak lama kemudian. Kematian Kakek tidak mendatangkan perhatian yang besar dari penduduk. Saya sedikit cemburu kepada penggerak pembangunan yang sudah mencuri perhatian penduduk dari Kakek itu. Tapi, kecemburuan itu bisa diredam karena saya yang sudah masuk sekolah menengah mengagumi juga apa yang mereka lakukan. Keberhasilan pertanian dan pabrik itu memberi kemewahan tersendiri bagi kampung saya. Sarana-sarana umum dibangun. Banyak rumah memiliki pesawat televisi. Semakin banyak anak-anak yang meneruskan sekolah ke kota. Akan tetapi, kepercayaan bahwa keangkeran Gunung Beser itu tidak ada, mendorong penduduk untuk membuka Gunung Beser lebih jauh. Tempat-tempat pertanian baru dibuka, rumah-rumah dibangun, pengusaha-pengusaha yang memanfaatkan mata air besar dibangun. Izin-izin pengelola Gunung Beser banyak dimiliki orang. Pohon-pohon besar ditebang. Yang tidak punya izin, berdagang kayu sembunyi-sembunyi. Gunung Beser bercahaya siang malam. Sinar matahari memantul dari bangunan-bangunan dan daerah-daerah kering.

Malam bercahaya oleh maraknya listrik. Penduduk kampung, termasuk saya, menyambut kemajuan itu. Akan tetapi, mereka termasuk saya, tidak menyadari bahwa di kampung semakin sering terdengar berita adanya perkelahian petani gara-gara berebut air, para remaja putus sekolah kebingungan mencari kerja karena menggarap lahan pertanian yang semakin tidak subur itu terasa rendah, musim yang datang tidak lagi bersahabat. Tiba-tiba saya merasa bahwa hal seperti itu merupakan bagian dari kampung saya. Kekeringan dimusim kemarau dan banjir-banjir kecil di musim hujan tidak asing. Tapi, para penduduk tidak menyerah. Alam harus ditaklukkan. Kipas angin dan kulkas menjadi kebutuhan di musim kemarau. Bendungan-bendungan kecil dibangun untuk menanggulangi musim hujan. Tiba-tiba saya merasa bahwa persahabatan dengan alam menghilang dari kamus kampung saya. Perlawanan terhadap alam itu berakhir ketika tahun yang oleh peneliti disebut El Nino itu tiba. Kekeringan membakar kampung saya. Banyak bangunan dan lahan yang hangus. Dan, saat musim hujan tiba banjir besar melanda. Rumah-rumah hanya kelihatan atapnya. Saya sedang duduk diatas rumah ketika bantuan puluhan perahu itu tiba.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 63-75, Mengidentifikasi Unsur Cerpen ‘Pohon Keramat’

Resolusi:

Saya hanya bisa mencatat peristiwa-peristiwa seperti itu tanpa mengerti apa yang telah terjadi. Seperti kebanyakan remaja di kampung saya, saya kebingungan dengan banyak peristiwa. Saya merasa bahwa keinginan saya satu-satunya saat ini adalah bermain gitar dan berteriak sepuas-puasnya.

Kegiatan 3: Pertanyaan Telaah Struktur dan Isi Cerpen

1. Bagaimana pendapatmu dengan alur (plot) cerpen “Pohon Keramat”, mudah diikuti atau aliran cerita tersendat-sendat? Mengapa?

Alternatif jawaban:

Menurut saya alur (plot) cerpen “Phon Keramat” mudah diikuti karena menggunakan alur maju dengan bahasa cerita yang mudah dipahami dan diikuti.

Halaman:

Editor: Gilang Rafiqa Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah