Saku terkejut tak mengetahui asal dari suara itu, saat ia berusaha mencari arah suara tiba-tiba terdengar suara roh itu ada lagi.
Roh itu meminta sebelum ayam berkokok untuk mengajak adik-adiknya semua menemui roh sang ayah di tempat itu dengan membawa seekor ayam jantan merah.
Ayam jantan merah itu menurut penjelasan roh sang ayah akan dijadikan kurban di tempat itu.
Keesokan harinya, ketiga kakak beradik itu menuju ke puncak bukit sambil membawa ayam jantan merah sesuai dengan pesanan roh ayah mereka.
Baca Juga: Pesan Moral Cerita Rakyat ‘Malin Kundang’: Jangan Durhaka Kepada Orang Tua
Setibanya di puncak bukit tiba-tiba angin bertiup kencang membuat pepohonan di sekitar tempat itu meliuk-liuk seperti menari.
Saat tiupan angin berhenti, tampaklah 2 bayangan berjalan menuju ke arah mereka bertiga.
Saku dan Abatan yang mengenali wajah kedua orang tuanya segera berteriak dan menuju dua sosok itu.
Seko segera ikut berlari menyusul kedua kakaknya sambil memeluk erat satu sosok yaitu sosok sang ibu.
Mereka berpelukan erat, menghapus kerinduan yang telah bertahun-tahun mereka rasakan.
Sang ayah membawa ketiga anak dan istrinya ke dasar jurang dan menyuruh Seko menyembelih ayam yang mereka bawa.