Narsistik juga tidak mampu berempati, tetapi mereka bisa memalsukan simpati terutama jika itu adalah sesuatu yang mereka inginkan.
Peneliti juga mengungkapkan bahwa pelaku seringkali melakukannya secara tidak sadar, meskipun mereka mungkin menyadari bagaimana perilaku ini memengaruhi orang lain.
Pelaku love bombing dan narsistik mendapatkan perhatian orang lain dan meningkatkan harga diri mereka sendiri.
Baca Juga: Apa itu Physical Touch? Kenali Ciri-Ciri Bahasa Cinta atau Love Language
Begitu mereka merasa aman dalam hubungan tersebut, biasanya seorang narsisis akan melepaskan topengnya dan menjadi sangat sulit, kasar, dan manipulatif. Hal ini semacam umpan dan peralihan.
Siapa pun dapat tertipu oleh trik ini, tetapi beberapa orang sangat rentan terhadap serangan love bombing.
Pelaku love bombing cenderung memangsa mereka yang memiliki harga diri rendah, yang suka menyenangkan orang lain, dan mereka yang dibesarkan dalam rumah tangga narsistik atau memiliki pengalaman masa lalu yang menyakitkan.***