Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 205 Kurikulum Merdeka, Menulis Perkataan Menarik Tokoh

- 7 Februari 2023, 16:15 WIB
Kelas 7 Bahasa Indonesia halaman 205 spoiler kunci jawaban dan pembahasan tabel ringkasan dan tanggapan buku
Kelas 7 Bahasa Indonesia halaman 205 spoiler kunci jawaban dan pembahasan tabel ringkasan dan tanggapan buku /Pixabay/kaboompics

"Biarkan Dia yang menggerakkan hati dan pikiranmu untuk memilih. Ketika kau telah mengerahkan segenap kemampuan berpikirmu dan berserah diri kepadaNya serta melakukan apa yang seharusnya kau lakukan, maka apa pun hasilnya bukan lagi urusanmu. Itu urusan Ilahi! Maka tidak ada alasan untuk cemas dan takut.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 173 Kurikulum Merdeka, Mencari Kosakata Baru di Buku Biografi

"Pilihlah yang baik dan benar. Karena pilihanmu adalah perbuatanmu. Perbuatanmu adalah pilihanmu."

"Berhati-hatilah dalam memilih! Memilih apa pun. Memilih kata-kata, memilih cara, memilih jalan, memilih waktu dan tempat, apalagi memilih teman hidup."

"Semakin dekat kita kepadaNya, maka hidup akan terasa damai dan tentram. Gejolak apapun yang timbul akan cepat padam dan tenggelam. Semakin dalam rasa kasih sayang kepada sesama. Dan segalanya terasa indah serta serba mudah. Sederhana saja."

"Senantiasalah menjalani hidup dengan berorientasi hanya kepadaNya. Maka tak perlu menunggu saat kematian, saat ini pun, selagi masih hidup engkau juga dapat memasuki alam bahagia,...menyatu denganNya!"

Baca Juga: Bacalah Buku yang Mengangkat Isu Lingkungan Hidup , Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 134

"Maka bila dengan beragama, manusia justru menjadi pemarah, selalu bersikap curiga pada sesama, menganggap sesama sebagai ancaman dan membenci sesamanya, berarti ada yang salah dalam kehidupan beragamanya. Berarti hidupnya hanya terbebani dogma-dogma agamanya, tanpa ada penghayatan akan esensi dan makna."

"Nafsu dalam jenis dan ukuran yang tepat diperlukan untuk geraknya kehidupan. Bagaimana manusia dapat punya keturunan bila tak punya nafsu cinta terhadap pasangannya? Bagaimana hatimu tergerak untuk menolong sesama, bila tak punya nafsu kasihan ataupun welas asih? Bagaimana diri seseorang dapat maju dan berkembang, bila tak punya nafsu belajar dan nafsu menjadi manusia yang lebih baik?"

"Ya, rasa senang belum tentu merupakan kebahagiaan yang sejati. Perasaan senang itu sesungguhnya juga merupakan godaan. Bila tidak dikendalikan, orang dapat menjadi angkuh bahkan tidak lagi mawas diri. Merasa senang karena pujian, lalu menyangka bahwa segalanya telah usai dan selalu cepat berpuas diri. Bahkan akhirnya lupa diri. Saat itulah dia dapat terperosok karena ketidak-hati-hatiannya."

Halaman:

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah