Setelah dinasti ini lengser, Dinasti Al-Muwahhidun berkuasa. Alih-alih bukannya dipecat, Ibnu Zuhr diangkat menjadi menteri. Dimulai dari sinilah, ia mulai menulis.
Salah satu karyanya yang memuat beragam penjelasan penyakit, lengkap dengan penyembuhannya adalah Kitab Al-Tafsir fi Al-Mudawat Wa At-Tabdis. Ia menuliskan karena permintaan Ibnu Rusyd, seorang guru sekaligus kawannya.
Dari karyanya ini diketahui Ibnu Zuhr telah memahami pengobatan pada peradangan kantong yang melindungi jantung.
Baca Juga: Ibnu Haitsam Ilmuwan Muslim Temukan Cara Membuat Kamera
Selain itu, ia juga membahas fenomena penumpukan cairan dalam jantung yang bisa menyebabkan penderitanya meninggal.
Semua keterangannya itu diperolehnya dari pembedahan dan senada dengan ilmu kedokteran modern.
Ia begitu meyakini bahwa jantung fungsinya sangat penting dalam diri manusia. Oleh karena itulah apabila seorang dokter menunda perawatan, maka pasien akan meninggal.
Baca Juga: 7 Temuan Al-Battani di Bidang Astronomi, Ilmuwan di Balik 360 Hari dalam Setahun
Keahlian dalam ilmu bedah mengantarkan Ibnu Zuhr sebagai Bapak Ilmu Bedah Eksperimental. Bahkan dikenal sebagai perintis metode bedah dan otopsi.
Selain itu, ia adalah pelopor dokter yang menjadikan hewan sebagai kelinci percobaan. Juga dikenal sebagai dokter yang memakai jarum suntik untuk memberikan makanan buatan untuk pasien.