Tiga sabuk bersarang membentang hingga 23 miliar km dari Fomalhaut, yakni sekitar 150 kali jarak Bumi ke matahari.
Meskipun teleskop belum menemukan adanya planet di sekitar Fomalhaut, para peneliti menduga sabuk yang terbentuk, terjadi oleh gaya gravitasi yang diberikan oleh planet yang belum teramati.
Sistem tata surya kita miliki dua sabuk seperti Fomalhaut
Tata surya kita memiliki dua sabuk seperti itu, sabuk asteroid utama antara planet berbatu Mars dan raksasa gas Jupiter, serta sabuk Kuiper di luar raksasa es Neptunus.
Adanya pengaruh gravitasi dari planet terbesar, Jupiter, mengakibatkan mengikisnya sabuk asteroid utama. Bagian tepi sabuk Kuiper, yang diklaim sebagai rumah bagi planet-planet kerdil seperti Eris dan Pluto, terbentuk oleh planet terluar Neptunus.
Teleskop luar angkasa James Webb pertama kali diluncurkan pada 2021. Teleskop yang dijalankan oleh Mid-Infrared Instrument (MIRI) ini pun mulai mengumpulkan data pada tahun lalu.
Baca Juga: Apa itu Tren 'Delicate Dumping’? Istilah Baru Setelah Ghosting dan Zombieing
Ilmuwan mengungkap bahwa dengan mempelajari sabuk puing ini, dapat memberikan wawasan tentang permulaan planet terbentuk dan berevolusi.***