Soal Petisi Boikot Saipul Jamil, Politisi NasDem Sebut Tekanan dari Masyarakat lebih Didengar Dibading KPI

8 September 2021, 14:02 WIB
Ilustrasi: Petisi Boikot Saipul Jamil /Instagram/@saipuljamilreal/

MALANG TERKINI – Gelombang protes dan aksi boikot atas kembalinya kembali Saipul Jamil di televisi belakangan ini makin menguat.

Muncul petisi untuk boikot terhadap pedangdut yang pernah terlibat kasus pelecehan terhadap anak-anak tersebut sudah ditandatangani oleh ratusan ribu masyarakat.

Fenomena ini juga memunculkan sindiran terhadap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam persoalan Saipul Jamil ini.

Baca Juga: Link dan Cara Ikut Tanda Tangan Petisi Boikot Saipul Jamil

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Nasdem, Muhammad Farhan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak ikut memeriahkan kebebasan Saipul Jamil.

"Tekanan masyarakat untuk boikot SJ (Saipul Jamil) lebih efektif dan lebih didengar oleh televisi Nasional, daripada himbauan KPI, kata Farhan saat ditemui di Kota Bandung pada Selasa 7 September 2021, sebagaimana dikutip dari Pikiran rakyat dalam artikel berjudul “DPR Minta Lembaga Penyiaran Bredel Saipul Jamil: Ajakan Boikot SJ Layak Disambut dengan Positif.”

“Maka saya ajak masyarakat untuk lakukan kontrol sosial dan tekanan publik kepada televisi Nasional yang mengabaikan tanggung jawab sosialnya," lanjut Farhan.

Menurut Farhan, kemeriahan yang terjadi saat bebasnya Saipul hingga yang bersangkutan hadir dalam sebuah program tv harus jadi pelajaran.

Baca Juga: Usai Tayangkan Saipul Jamil, Visinema Pictures Batalkan Kesepakatan dengan Trans TV

"Saya sangat prihatin atas euphoria pembebasan SJ yang merupakan pelaku pedophilia, bahkan disorot di media seperti 'dielu-elukan', sementara itu tidak ada satupun yang berusaha menengok kondisi pascatrauma sang korban," katanya.

"Saya sudah minta kepada KPI Pusat untuk meminta semua lembaga penyiaran Nasional tidak menayangkan apalagi mengikat kontrak kerja dengan SJ yang merupakan pelaku pedofilia," sambungnya.

KPI, menurut Farhan, harus bergerak cepat ketika bebasnya Saipul Jamil.

"KPI sudah seharusnya tanggap dan tegas terhadap penayangan yang melakukan glorifikasi terhadap pelaku pedofilia. Maka media penyiaran Nasional memiliki tanggung jawab sosial untuk memastikan bahwa tayangan mereka tidak 'menormalkan' pelaku pedofilia," katanya.

Baca Juga: Trans TV Minta Maaf Usai Hadirkan Saipul Jamil, Netizen: Maafmu Tidak Tulus!

"Adanya ajakan boikot SJ dari masyarakat layak disambut positif dan didukung. Sikap ini menunjukan bahwa sebagian masyarakat sudah menunjukan kesadaran dan keberpihakan kepada upaya menegakan keadilan dalam kasus-kasus kekerasan atau pelecehan seksual," sambungnya.

Farhan pun memastikan, fenomena Saipul Jamil jadi pemicu DPR untuk mempercepat pengesahan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

"Saatnya kita menguatkan dukungan kuat untuk memberlakukan dengan segera yang mengatur upaya pencegahan, penanggulangan, penindasan, pembinaan dan rehabilitasi kasus pelecehan dan kekerasan seksual," katanya.

Baca Juga: Deretan Artis yang Komentar Tak Sepakat Mantan Napi Cabul Tayang di TV, Viral Boikot Saipul Jamil

Sebelumnya, Petisi berisi ajakan untuk memboikot Saipul Jamil dari televisi kini sudah hampir mencapai 300 ribu tandatangan.

Petisi yang ditujukan kepada Komisi Penyiaran Indonesia itu tepatnya sudah mencapai lebih dari 283.963 tanda tangan.

Sejak dinyatakan bebas, Saipul Jamil memang menjadi sorotan. Bukan hanya karena penyambutan luar biasa dan gaya parlentenya naik mobil porsche, tapi karena banyaknya tawaran pekerjaan untuk pedangdut berusia 41 tahun itu kembali ke layar kaca.***( Mochammad Iqbal Maulud/Pikiran Rakyat).

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler