Tanggapi Munculnya Saipul Jamil di TV, Ketua KPI Pusat: Kita Ini Kerjanya Pasca Tayang

- 9 September 2021, 14:57 WIB
Ketua KPI, Agung Suprio, menyebutkan kasus seperti Saipul Jamil terjadi karena cara kerja KPI Pasca Tayang
Ketua KPI, Agung Suprio, menyebutkan kasus seperti Saipul Jamil terjadi karena cara kerja KPI Pasca Tayang /Tangkapan layar YouTube Deddy Corbuzier

MALANG TERKINI – Saipul Jamil masih terus menjadi sorotan netizen Indonesia, karena sambutan yang diterima setelah keluar dari penjara.

Tak hanya itu, munculnya Saipul Jamil di layar kaca membuat netizen bertanya-tanya, kenapa seorang mantan narapidana kasus pelecehan seksual harus menerima penyambutan luar biasa layaknya seorang pemenang olimpiade dan muncul di televisi dengan bebas.

Masyarakat yang tak terima dengan  kehadiran Saipul Jamil pun beramai-ramai mengecam Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melalui kolom komentar Instagram KPI Pusat dan Instagram ketua KPI.

Baca Juga: Ini Kasus yang Menyebabkan Saipul Jamil Dipenjara, Kronologi Lengkap Hingga Sudah Bebas Murni

Menyikapi hal tersebut, pada 6 September, melalui laman resmi KPI, Komisi Penyiaran Indonesia membuat surat permintaan kepada lembaga penyiaran untuk tidak melakukan amplifikasi dan glorifikasi siaran terhadap pembebasan Saipul jamil.

Pada Kamis, 9 September 2021, melalui kanal YouTube Podcast Deddy Corbuzier, ketua umum KPI, Agung Suprio, membuat klarifikasi atas munculnya Saipul Jamil di televisi.

Agung Suprio mengatakan bahwa kerja KPI adalah memproses siaran setelah ditayangkan, sehingga setelah Saipul Jamil muncul di TV, KPI kemudian mulai mengevaluasi tayangan, lalu mulai mendiskusikan antara Hak Asasi Manusia (HAM) dan etika (kepatutan publik).

Kita ini bekerja pasca tayang, bro. gak mungkin kita tau seluk beluk TV tersebut. Ya ketika dia mau produksi kita gak tau. Udah tayang baru kita awasin. Kita kaget juga penyambutannya ibarat seperti pahlawan,” katanya kepada Deddy Corbuzier.

Ketika dia tampil di TV ya orang udah gak suka. Nah itu, kita juga dalam proses mengevaluasi tayangan. Kan melihat, kemudian kita diskusi waktu itu, perdebatan antara Hak Asasi Manusia dengan kepatutan publik, seru tu,” sambungnya.

Halaman:

Editor: Yuni Astutik

Sumber: Podcast Close the Door


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x