Film Dead Poets Society: Carpe Diem, Mengatasi Quarter Life Crisis untuk Anak Muda

2 Maret 2023, 22:08 WIB
Dead Poets Society, film untuk mengatasi quarter-life crisis anak muda /Tangkapan layar Youtube/AcademiaLiteraria

MALANG TERKINI – Dead Poets Society, film yang disutradarai oleh Peter Weir ini pertama kali rilis pada 1989. Film ini sangat menarik untuk diambil hikmahnya, terutama mengenai cara mengatasi quarter-life crisis untuk anak muda.

Film ini bercerita tentang seorang guru seni bernama John Keating yang memiliki keunikan tersendiri dalam mengajar. Mr. Keating mengajarkan para muridnya untuk memiliki jiwa bebas yang sangat menggambarkan dirinya sebagai guru seni.

Pada saat tertentu, Mr. Keating meminta para muridnya untuk merobek halaman kata pengantar buku seni yang menjadi acuan para murid untuk belajar. Keating menganggap apa yang dituangkan dalam buku tersebut mengenai definisi seni sangatlah kaku sedangkan seni itu bebas dan dinamis.

Baca Juga: Quarter Life Crisis dan Cara Terbaik Mengadapinya

Pada saat yang lain, Keating mengajarkan murid-muridnya untuk lebih berani untuk memiliki sudut pandang mandiri dengan menjadi pemikir bebas. Berdasarkan hal tersebut, Keating meminta para murid untuk naik ke atas meja milik Mr. Keating agar para murid dapat melihat sudut pandang yang berbeda di lingkungan kelas.

Dalam film tersebut, langkah menjalani pendidikan dan berusaha untuk tidak mengecewakan orang tua merupakan langkah pertama kita menuju quarter-life crisis. Namun, jalur untuk menuju masa depan yang cerah bukanlah suatu jalan yang mudah.

Di satu sisi kita masih ingin menikmati masa muda. Tetapi di sisi lain, kita harus mulai membangun masa depan dan dihadapkan dengan tuntutan tanggung jawab yang bertubi-tubi.

Kita dihadapkan dengan persimpangan jalan dengan keinginan dan kebutuhan yang mulai tidak jelas lagi. Kita sering merasa impulsif, gelisah, merasa kehabisan waktu. Waktu terus bergulir sedangkan kita seperti diam di tempat.

Baca Juga: Quarter Life Crisis, Dinamika dan Cara Menghadapinya

Untuk mengatasi quarter-life crisis, kita membutuhkan kebebasan seperti kebebasan mengambil keputusan, kebebasan finansial, hidup nyaman tanpa kegelisahan yang ditimbulkan uang, dan kebebasan waktu, yaitu memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal yang kita inginkan. Karena satu-satunya hal di dunia ini yang tidak bisa kita ambil kembali adalah waktu.

Mr. Keating mengingatkan para muridnya bahwa hidup hanyalah sementara. Oleh karena itu, sebaiknya kita memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.

“Kita hanyalah makanan untuk para cacing di tanah. Semua orang di ruangan ini akan berhenti bernapas. Menjadi dingin dan mati” ujar Mr. Keating.

Menurutnya, anak didiknya haru memiliki jiwa bebas untuk melakukan apapun yang mereka inginkan. ‘Carpe diem’ begitulah istilah yang diungkapkan Mr. Keating yang berarti rebutlah dan manfaatkan hari-harimu.

Baca Juga: Ini Dia 5 Rekomendasi Life Hack agar Hidup Terasa Lebih Mudah, Coba Segera

“Carpe diem, jadikanlah hidupmu luar biasa, ujar Mr. Keating”

“Kedokteran, hukum, bisnis, teknik memang sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan manusia tetapi puisi, keindahan, romansa, cinta, hal-hal inilah yang menjadi alasan kita untuk hidup,” tutur Mr. Keating menambahkan.

Menurutnya, ketika opera indah dalam hidup sedang berlangsung dan kita bisa berkontribusi dalam keindahan tersebut, itulah yang dinamakan hidup.

Ajaran-ajaran tersebut sangat membekas di benak para murid, termasuk Neil yang memiliki minat dalam seni, khususnya sandiwara teater. Namun, Neil memiliki ayah yang sangat pengatur. Neil tidak diizinkan untuk mengikuti aktivitas ekskul sekolah yang tidak berhubungan dengan masa depannya.

Masa depan Neil sudah diatur oleh ayahnya yaitu menjadi dokter lulusan Harvard. Padahal, Neil ingin melakukan banyak hal, termasuk seni sandiwara teater. Namun, ia tetap mengambil bagian dan melakukan pentas teater sebagai karakter utama. Ayahnya memergoki Neil dan murka terhadap anaknya.

Baca Juga: Ini Dia 5 Rekomendasi Life Hack agar Hidup Terasa Lebih Mudah, Coba Segera

Berdasarkan peristiwa tersebut, ayah Neil berniat untuk memindahkan Neil ke sekolah militer. Tragisnya, Neil berakhir bunuh diri karena tidak sanggup terhadap pengekangan yang dilakukan oleh ayahnya sendiri.

Carpe diem memang penting dalam kehidupan kita. Namun, bersikap berani dan nekat merupakan dua hal yang berbeda. Tentu, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Sama halnya dengan carpe diem juga dapat menjadi bumerang bagi kita sendiri jika kita tidak memikirkan resiko yang akan terjadi dan solusi untuk memperbaiki keadaan.

Dead poets society mengajarkan kita untuk menjadi pemikir bebas yang berpikir mandiri bukan atas permintaan orang lain. Namun, menjadi bebas itu harus menjadi bebas yang bertanggung jawab. Seperti yang Mr. Keating ajarkan.

“Ada saatnya untuk berani dan ada saatnya untuk bersikap waspada. Orang bijak mengerti perbedaan antara keduanya,” tutur Mr. Keating.

Baca Juga: Lagu Terbaru ‘Still Life' dari Bigbang Puncaki Chart Musik di Seluruh Dunia

Berdasarkan hal tersebut, kita harus mengenali diri kita sendiri terlebih dahulu dengan mencoba banyak hal dalam hidup. Itulah keuntungan menjadi anak muda yang masih memiliki tenaga, waktu, dan nyali untuk mencoba banyak hal.

Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa cara untuk mengatasi quarter life crisis dalam hidup sebagai berikut:

1. Berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain

Inilah racun yang membuat diri kita kehilangan semangat untuk mencoba hal baru. Seperti salah satu urid Mr. Keating yang bernama Todd yang merasa dirinya rendah dan tidak bisa seperti temannya yang lain. Padahal sebenarnya ia memiliki potensi untuk berkembang lebih pesat.

Selain itu, membandingkan diri dengan orang lain dapat menjadi hal yang positif jika hal tersebut membuat diri kita lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik. Sebaliknya, sebaiknya kita menghindari membanding-bandingkan diri dengan orang lain jika hal tersebut membuat diri kita kehilangan hasrat untuk meningkatkan kualitas diri.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku yang Wajib Dibaca saat Merasa Kecewa, 1 cm Diving hingga What’s Wrong About Your Life

2. Menemukan lingkungan yang tepat

Menemukan lingkungan yang tepat atau sejalan dengan tujuan dan prinsip yang kita miliki akan membuat kita lebih bersemangat dalam menggapai tujuan. Seperti halnya dengan geng dead poets society yang secara bersama bergerak dengan prinsipnya. Jika lingkungan tidak mendukung, kita akan pelan-pelan terbawa arus yang kurang baik juga.

3. Membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang

Kita harus mencari tahu dan menganalisis resiko-resiko yang berpotensi yang akan terjadi dan apakah potensi tersebut dapat kita bending atau tidak. Apakah resiko itu sebanding dengan hasil yang kita inginkan. Jangan seperti Neil yang tidak merencanakan dan membayangkan resiko yang akan terjadi jika dia mau berkomunikasi dengan ayahnya.

Baca Juga: We know What Life Means When We Help Others, Kunci Jawaban Bahasa Inggris, Kelas 9 Halaman 182

4. Sabar dan penuh komitmen

Bertanggung jawab dan percaya terhadap proses. Seringkali kita mudah menyerah karena hasil yang didapat tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Cobalah untuk tetap konsisten dalam menggapai tujuan hidup yang kamu jalani tanpa terlalu memikirkan hasil yang dituju Walaupun perjalanan tidak akan mudah dan akan banyak sekali rintangan.

Namun, kita harus tetap ingat untuk berjuang menggapai hal yang kita inginkan sesuai batas kemampuan yang kita miliki. Penting bagi seseorang untuk mengetahui batas yang dimilikinya. Oleh karena itu, tetaplah konsisten melakukan yang terbaik dengan strategi yang terukur.

Baca Juga: We know What Life Means When We Help Others, Kunci Jawaban Bahasa Inggris, Kelas 9 Halaman 182

Mengatur Strategi dan Atasi Quarter Life Crisis

Untuk mengatur strategi dan mengatasi quarter life crisis, kita harus memiliki kesadaran mengenai tahapan fase quarter-life crisis sebagai berikut:

1. Fase Terjebak

Fase ini ditandai ketika kita merasa hidup terasa sangat datar. Kita merasa hidup secara tidak penuh, sedangkan kita mendambakan hidup yang lebih berwarna.

Baca Juga: 5 Tips Hadapi Quarter Life Crisis Agar Tak Stres Sendirian

2. Fase Berapi

Fase ini merupakan fase ketika kita merasa harus melakukan suatu perubahan dalam hidup. Hati kita dipenuhi dengan semangat.

3. Fase Eksekusi

Fase ini merupakan tahapan krusial. Fase ini muncul ketika kita memutuskan untuk melarikan diri dari komitmen yang membuat kita terjebak.

4. Fase Cooling down

Fase ini ditandai dengan kondisi kita yang sedang dalam mode menyendiri dengan pikiran dan kehidupan yang sunyi. Pada fase ini, kita memanfaatkan untuk banyak berpikir dan dan merancang strategi kedepannya.

Baca Juga: Lagu BTS ‘Dynamite’, ‘BE’, dan ‘Life Goes On’ Mendapat Sertifikat Triple Platinum di RIAA

5. The New Beginning

Inilah fase saat kita menetapkan pilar, pondasi, serta menjalani komitmen baru yang telah kita rancang pada fase sebelumnya.

Quarter life crisis harus kita sadari dan kita terima keberadaannya dengan hati terbuka. Jangan mengira bahwa proses kehidupan kita merupakan hal yang sia-sia. Oleh karena itu, jalani kehidupan dengan sepenuh hati meskipun akan membutuhkan waktu untuk memutar keadaan.

Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan krisis ini sebagai titik tolak untuk melakukan perubahan dalam batasan yang wajar dan sesuai dengan perhitungan resiko yang kita miliki.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler