MALANG TERKINI - Istilah Quarter Life Crisis (QLC) atau dalam bahasa Indonesia diartikan Krisis Seperempat Abad, sa disebut tergolong baru. Karena term ini diperkenalkan pertama kali oleh Robbins dan Wilner pada tahun 2001, berdasarkan penelitiannya pada pemuda di Amerika.
Keduanya memberikan julukan kepada kaum muda dengan sebutan twentysomethings yang diartikannya sebagai individu yang baru saja meninggalkan kenyamanan hidup sebagai seorang pelajar.
Kemudian mereka beralih memasuki dunia nyata yang penuh dengan tuntutan. Baik bekerja, menikah, atau ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Baca Juga: Tersebar Video Cafe di Malang Diduga Abaikan Protokol Kesehatan, Ingatkan Kasus Holywings
Di mana hal ini dapat membuat seseorang dilema, bingung, khawatir dengan masa depan. Tanda-tanda seperti inilah dikatakan sedang mengalami Quarter Life Crisis.
QLC terjadi karena proses transisi dari usia remaja ke dewasa awal. Sekitar berusia 20-an, beberapa sumber berbeda pendapat mengenai hal ini. Ada yang menyebut 18-30 tahun, ada pula yang mengatakan 20-30 tahun.
Dilansir dari Journal An-Nafs, Robinson, dkk (2013), menyebutkan ada enam tanda seseorang mengalami Quarter Life Crisis, antara lain;
Baca Juga: 4 Alasan Kenapa Kamu Harus Bahagia, Berdampak Baik Pada Mental dan Fisik
1. Merasa tidak mengetahui keinginan dan tujuan hidupnya
Dalam kondisi ini, biasanya individu akan merasa bingung dengan jati dirinya. Meski sudah lulus dari universitas, tetapi masih merasa tidak sesuai dengan keinginannya.
Contohnya, meski sudah mendapatkan pekerjaan, tetapi terasa tidak sesuai dengan passion. Biasanya akan merasa dilema antara tetap melanjutkan atau berhenti di situ.
2. Merasa pencapaian di usia 20-an tidak sesuai dengan harapan
Ketika seseorang mengalami QLC, ia akan merasa belum memiliki pencapaian apa pun. Padahal sudah banyak capaian yang diperoleh sebelumnya.
Baca Juga: 7 Penyebab Seseorang Punya Mental Block, Salah Satunya Curiga
3. Takut akan kegagalan
Pada usia QLC ini seseorang akan merasa takut gagal, sehingga dia tidak melakukan pergerakan apa pun. Sederhananya takut untuk mencoba.
4. Tidak rela masa kecil dan remaja berakhir