Praktek pemberian barang kepada seseorang dengan maksud tujuan tertentu.
Lalu apa bedanya? Menurut Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Eddy O.S. Hiariej, terdapat perbedaan dari gratifikasi dan suap.
Baca Juga: Cara Melaporkan Pejabat Penerima Gratifikasi ke KPK
“Dalam bahasa undang-undang bunyinya begini, setiap gratifikasi dianggap suap. Tetapi mengapa pembentuk undang-undang harus memisahkan itu? Karena ada perbedaan prinsip antara gratifikasi dan suap,” lanjutnya.
Eddy berkata bahwa perbedaan gratifikasi dan suap terletak pada ada atau tidaknya kesepakatan.
“Kalau suap ada meeting of minds, ada kesepakatan. Tapi kalau gratifikasi, without meeting of minds, tidak ada kesepakatan,” kata Eddy
Baca Juga: Biodata dan Profil Lengkap Kekeyi: Umur, Pendidikan dan Keluarga
Apabila kedua belah pihak telah bersepakatan akan menjalankan aksi dengan menerima dan memberi sesuatu maka ha tersebut disebut dengan suap. Hal ini terjadi karena adanya meeting of minds atau kesepakatan antar pihak.
Kegiatan gratifikasi dan suap berhubungan dengan integritas diri, yakni tentang bagaimana orang tersebut memiliki keutuhan keyakinan untuk selalu berkata dan berperilaku jujur sesuai dengan tanggung jawab yang ia emban.
Dengan menghindari gratifikasi dan suap, berarti orang tersebut memiliki integritas yang baik.