Dunning Kruger Effect: Fenomena Seseorang Merasa Dirinya Paling Pintar

- 1 Maret 2023, 20:30 WIB
Grafik dunning-kruger effect, fenomena seseorang merasa paling pintar
Grafik dunning-kruger effect, fenomena seseorang merasa paling pintar //Tangkapan layar YouTube/Sprouts

Mereka mendapatkan temuan bahwa orang-orang yang tidak memiliki kompetensi cenderung mengukur dirinya sendiri secara berlebihan. Inilah latar belakang tercetusnya Dunning Kruger Effect. Sebuah bias yang berkaitan dengan ketidakmampuan metakognitif untuk mengenali kemampuan diri sendiri.

Bayangkan seseorang mempelajari tentang saham dan investasi selama satu sampai dua jam melalui sumber-sumber yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan. Ia akan sangat bangga dan percaya diri dengan pengetahuannya. Hal ini dapat terjadi karena subjek yang dipelajarinya tersebut merupakan suatu hal yang baru bagi dirinya.

Ketika seseorang tersebut sudah mengetahui sedikit dan melewati momen ‘mind blowing’ yang ia pelajari, ia akan merasa seolah-olah telah menghabiskan puluhan tahun belajar tentang saham dan investasi.

Jika ia berhenti di moment tersebut, tandanya ia telah mengalami Dunning-Kruger Effect. Lebih sialnya lagi, ia mungkin akan membuka kelas saham dan investasi yang akan menjerumuskan banyak orang. Sesuai kata pepatah “Tong kosong nyaring bunyinya.”

Baca Juga: Memahami Pelajaran Hidup dari Film Ngeri-ngeri Sedap

Padahal menurut grafik Dunning-Kruger Effect, jika seseorang tersebut konsisten melanjutkan proses belajar, tingkat kepercayaan dirinya akan semakin menurun seiring berjalannya waktu. Itulah mengapa terkadang kita menjumpai orang-orang pintar yang cenderung menganggap dirinya belum mengerti banyak hal.

Jika seseorang hanya membaca satu sampai dua buku, ia akan merasa sudah mengetahui banyak hal. Namun, jika ia membaca puluhan hingga ratusan buku, ia akan merasa semakin tidak tahu dan selalu ingin terus belajar. Bagaikan padi, semakin berisi semakin merunduk.

Hal tersebut berkaitan dengan ungkapan Socrates, seorang filsuf tersohor yang dikenal sebagai seseorang yang paling pintar dan bijak seantero Athena pada waktu itu.

“Satu-satunya hal yang saya ketahui adalah bahwa saya tidak tahu apa-apa,” tutur Socrates.

Berdasarkan grafik, jika proses belajar dilanjutkan sampai titik terakhir, seseorang tersebut akan mendapatkan kepercayaan diri kembali dan layak dianggap kompeten di bidang tertentu. Namun, kepercayaan diri yang dimiliki seseorang yang kompeten cenderung diiringi sikap bijak yang dimilikinya.

Halaman:

Editor: Iksan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah