Film Dead Poets Society: Carpe Diem, Mengatasi Quarter Life Crisis untuk Anak Muda

- 2 Maret 2023, 22:08 WIB
Dead Poets Society, film untuk mengatasi quarter-life crisis anak muda
Dead Poets Society, film untuk mengatasi quarter-life crisis anak muda /Tangkapan layar Youtube/AcademiaLiteraria

Untuk mengatasi quarter-life crisis, kita membutuhkan kebebasan seperti kebebasan mengambil keputusan, kebebasan finansial, hidup nyaman tanpa kegelisahan yang ditimbulkan uang, dan kebebasan waktu, yaitu memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal yang kita inginkan. Karena satu-satunya hal di dunia ini yang tidak bisa kita ambil kembali adalah waktu.

Mr. Keating mengingatkan para muridnya bahwa hidup hanyalah sementara. Oleh karena itu, sebaiknya kita memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.

“Kita hanyalah makanan untuk para cacing di tanah. Semua orang di ruangan ini akan berhenti bernapas. Menjadi dingin dan mati” ujar Mr. Keating.

Menurutnya, anak didiknya haru memiliki jiwa bebas untuk melakukan apapun yang mereka inginkan. ‘Carpe diem’ begitulah istilah yang diungkapkan Mr. Keating yang berarti rebutlah dan manfaatkan hari-harimu.

Baca Juga: Ini Dia 5 Rekomendasi Life Hack agar Hidup Terasa Lebih Mudah, Coba Segera

“Carpe diem, jadikanlah hidupmu luar biasa, ujar Mr. Keating”

“Kedokteran, hukum, bisnis, teknik memang sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan manusia tetapi puisi, keindahan, romansa, cinta, hal-hal inilah yang menjadi alasan kita untuk hidup,” tutur Mr. Keating menambahkan.

Menurutnya, ketika opera indah dalam hidup sedang berlangsung dan kita bisa berkontribusi dalam keindahan tersebut, itulah yang dinamakan hidup.

Ajaran-ajaran tersebut sangat membekas di benak para murid, termasuk Neil yang memiliki minat dalam seni, khususnya sandiwara teater. Namun, Neil memiliki ayah yang sangat pengatur. Neil tidak diizinkan untuk mengikuti aktivitas ekskul sekolah yang tidak berhubungan dengan masa depannya.

Masa depan Neil sudah diatur oleh ayahnya yaitu menjadi dokter lulusan Harvard. Padahal, Neil ingin melakukan banyak hal, termasuk seni sandiwara teater. Namun, ia tetap mengambil bagian dan melakukan pentas teater sebagai karakter utama. Ayahnya memergoki Neil dan murka terhadap anaknya.

Halaman:

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x