Toxic Positivity, Apa itu? Kenali Ciri dan Sisi Gelap Kepositifan

- 15 Mei 2023, 20:20 WIB
Sisi gelap kepositifan: Tanda-tanda kepositifan beracun dan cara menghindarinya
Sisi gelap kepositifan: Tanda-tanda kepositifan beracun dan cara menghindarinya / // Unsplash/ Nathan Dumlao

Salah satu tanda toxic positivity yang paling umum adalah mengabaikan atau menghilangkan emosi negatif. Orang yang terlalu positif akan sering mencoba mengabaikan atau meminimalkan perasaan negatif pada diri sendiri atau orang lain. Kepositifan sejati akan mengakui realitas emosi negatif dan memberikan ruang bagi mereka untuk dirasakan dan diekspresikan.

2. Membatalkan perjuangan

Tanda lain dari toxic positivity adalah membatalkan perjuangan. Ketika seseorang menolak atau meminimalkan perjuangan atau kesulitan orang lain, mereka mungkin secara tidak sengaja membatalkan pengalaman orang lain. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terasing dan dapat merusak hubungan.

3. Memaksa kepositifan

Terkadang, orang yang terlalu positif akan mencoba memaksakan optimisme mereka kepada orang lain. Ini bisa merusak, karena mengabaikan fakta bahwa setiap orang memiliki perjalanan emosionalnya sendiri. Hormati emosi setiap orang dan biarkan mereka merasakan apa yang perlu mereka rasakan.

Baca Juga: 6 Tipe Teman yang Harus Didekati, Bisa Jadi Terapis Positif Agar Hidup Bahagia

4. Meminimalkan kesedihan

Sikap toxic positivity dapat dilihat ketika orang meminimalkan kesedihan. Ketika seseorang berduka atas kehilangan atau menghadapi situasi yang sulit, orang lain mungkin mencoba untuk fokus pada hikmahnya atau menemukan putaran positif untuk mengatasi situasi tersebut. Ini tidak memberikan waktu bagi seseorang untuk berduka, dan bisa berbahaya. Setiap orang harus diberi waktu untuk berduka dengan caranya masing-masing.

Sikap toxic positivity seringkali tidak kentara, dan banyak dari kita pernah terlibat dalam jenis pemikiran ini. Namun, dengan belajar mengenalinya, maka kita akan lebih mampu melepaskan diri dari jenis pemikiran ini dan memberikan serta menerima dukungan yang lebih autentik saat kita mengalami sesuatu yang tidak mudah.

Perlu untuk menyadari dan memperhatikan toxic positivity ini, dan berusaha untuk membiarkan diri serta orang lain merasakan emosi, baik yang positif maupun yang negatif.***

Halaman:

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x