Network
MALANG TERKINI - Peristiwa traumatis menimbulkan ancaman bagi kehidupan atau keselamatan fisik anak. Ini termasuk peristiwa yang menakutkan, berbahaya, atau kekerasan.
Pada beberapa anak, mungkin tidak mempunyai waktu untuk melakukan penyembuhan di antara peristiwa traumatis pada hidup mereka dalam keadaan stres dan trauma kronis yang hampir konstan.
Contoh trauma masa kecil meliputi, kekerasan fisik, pelecehan seksual, pelecehan psikologis dan emosional, penelantaran, bencana alam (seperti angin topan, gempa bumi, atau kebakaran), tunawisma, rasisme, kecelakaan, kehilangan orang yang dicintai dengan kekerasan, eksploitasi seksual, kekerasan masyarakat dan sekolah, menyaksikan atau mengalami kekerasan keluarga atau pasangan, stresor militer seperti kehilangan, cedera, atau penempatan orang tua.
Bagaimana trauma masa kecil dapat memengaruhi?
Dikutip Malang Terkini dari Healthline, trauma masa kecil dapat mempengaruhi setiap orang secara berbeda. Namun, ada beberapa tanda dan gejala umum yang harus diwaspadai pada anak-anak dan orang dewasa.
Pada orang dewasa, trauma masa kanak-kanak yang belum terselesaikan dapat terjadi dalam berbagai bentuk.
Misalnya, wanita dewasa yang mengalami pelecehan seksual saat masih anak-anak atau remaja sering kali menunjukkan tanda-tanda gangguan stres pascatrauma (PTSD), persepsi diri yang menyimpang, rasa malu, ketakutan, rasa bersalah, menyalahkan diri sendiri, penghinaan, dan rasa sakit fisik kronis, menurut ke American College of Obstetricians and Gynecologists.
Orang dewasa yang berurusan dengan PTSD dari trauma masa kanak-kanak dapat berjuang dalam pekerjaan mereka, hubungan interpersonal, dan dengan kesehatan mental mereka sendiri.
