Pelecehan emosional sering kali melibatkan serangan emosional untuk menjatuhkan harga diri orang lain, membuat mereka merasa tergantung, dan tidak mampu berbuat apa-apa.
‘Bom cinta’ bisa berupa hadiah, pujian, permintaan maaf, dan janji muluk-muluk untuk tidak pernah mengulangi perilaku kasar. Satu-satunya hal yang bisa menyelesaikan serangan ini adalah memutuskan hubungan.
4. Korban sering kali tampak ingin menyenangkan hati pelaku
Dr Genovese menjelaskan, seseorang yang mengalami kekerasan emosional dalam berhubungan mungkin berusaha menyenangkan hati pelaku untuk meminimalisir tindak kekerasan atau pelecehan.
Misalnya, mereka mungkin menghindari menjawab pertanyaan di depan orang lain tanpa meminta izin dari pelakunya. Pemberian izin ini mungkin nonverbal seperti anggukan halus, atau kedipan mata.
The Dawn Wellness Center and Rehab, pusat rehabilitasi terakreditasi internasional melaporkan hal ini justru makin menjebak dan menciptakan ketergantungan dalam hubungan.
5. Hubungan tidak berakhir dengan mudah
Michelle Kambolis mengungkap seseorang yang mengalami kekerasan mungkin mencoba untuk meninggalkan hubungan, kembali pada pasangannya lagi, sebelum sepenuhnya mengakhiri hubungan.
Menurut Women Against Abuse, ada beberapa alasan seseorang kesulitan meninggalkan pasangan, yakni:
· Mereka memiliki ketergantungan besar dengan pasangan seperti tempat tinggal, moda transportasi, takut miskin, khawatir akan kesejahteraan anak-anak