Arti Istilah Healing yang Sesungguhnya Menurut Psikiater

- 11 Maret 2022, 16:43 WIB
Definisi atau arti Healing menurut psikiater
Definisi atau arti Healing menurut psikiater /Pixabay/StockSnap

MALANG TERKINI – Arti istilah healing menurut psikiater sebenarnya sangatlah jauh dari yang digambarkan selama ini di media sosial.

Kemunculan kata-kata healing akhir-akhir ini di media sosial sering diartikan dengan proses traveling, jalan-jalan, me time, belanja, menghibur diri sendiri, melakukan hobi, dan hal-hal yang menyenangkan untuk diri sendiri.

Arti kata ‘healing’ yang populer di media sosial sebenarnya digunakan kurang tepat, terutama bila ditinjau dari sisi psikologi dan psikiater.

Baca Juga: 13 Santriwati Korban Kekerasan Seksual di Bandung, Ridwan Kamil: Sedang Diurus untuk Trauma Healing

Dikutip melalui akun Instagram @dr.vivisyarif yang diunggah pada tanggal 7 Maret 2022, “ketika seorang traveling, me time, melakukan hobi dan hal yang menyenangkan dirinya, itu adalah salah satu bentuk kegiatan penyegaran, istirahat dan jeda dari rutinitas, serta penyeimbangan antara emosi negatif dan positif.”

dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ juga mengatakan arti healing dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh orang awam melalui akun TikTok @dr.zulvia.syarif.spkj yang diunggah tanggal 10 Maret 2022.

“Healing itu sendiri adalah suatu proses penyembuhan, penyembuhan apa sih? penyembuhan dari luka, penyembuhan dari rasa sakit penyakit,” tuturnya.

Baca Juga: Primbon Jawa: Weton Rakam Nuju Pati, Sosok Pemimpin dan Penguasa yang Bertanggung Jawab

“Kita bicara healing itu sama kaya bicara penyembuhan luka fisik. Luka fisik itu kan kita semua pernah luka kan ya? Ada yang luka tergores, ada yang berdarah, ada yang bonyok, ada yang infeksi, ada yang bengkak, ada yang sakit banget, ada yang robek. Ada yang luka gores dan bisa kering dengan sendirinya, tapi ada yang terluka dan butuh obat seperti betadin, ada luka yang dikasih perban, ada yang harus dijahit, bahkan ada beberapa luka berat yang sampai membutuhkan penanganan khusus seperti operasi,” tukasnya.

“Ini juga menggambarkan luka psikologis atau bahasa kerennya luka batin. Seseorang itu bisa mengalami peristiwa traumatis yang membuat dirinya memiliki luka psikologis. Luka ini ada yang ringan dan berat. Ada yang memang harus dirawat lukanya, ada yang bisa dibiarkan saja (sembuh dengan sendiri) dan luka-luka tertentu itu membutuhkan proses healing (penyembuhan),” jelasnya.

“Nah, healing ini proses penyembuhannya dari luka psikologis. Ini sebetulnya agak susah dilakukan sendiri karena sering kali seseorang itu berusaha mengabaikan dan melupakan atau ya sudah terjadi dan dia menganggap tidak apa-apa tapi sebenarnya masih apa-apa (tidak baik-baik saja),” tuturnya.

Baca Juga: Apa Arti Kata Salty, Clingy, Which is, IDK, IDC, Sugar daddy, WBK? Ini Kamus Bahasa Jaksel

“Jadi, terkadang butuh bantuan profesional dari psikolog klinis atau psikiater untuk membantu orang tersebut memproses lukanya dengan proses konseling atau psikoterapi,” tuturnya.

“Proses healing dari suatu hal yang menyakitkan hati seseorang sebetulnya memerlukan waktu, proses, dan perjalanan yang tak mudah, dan sangat individual,” tuturnya mempertegas.

“Kalau self-healing atau menyembuhkan luka dengan cara mandiri, itu sebenarnya agak susah kecuali benar-benar take a moment untuk melakukan refleksi, mencerna kembali, menganalisis sesuatu yang painful (yang menyakitkan hati tersebut), berguru, cari ilmu, baca-baca untuk mencari tahu ilmu tentang psikologis, tentang spiritual, bertemu dengan pemuka agama untuk mencari ketentraman hati, pencerahan hati, motivasi, dll. Mungkin bisa self-healing, tapi kalau susah berarti butuh bantuan profesional.” tuturnya kembali.

Jadi, healing tidaklah sama dengan refreshing. Healing bila dilakukan dengan jalan-jalan atau traveling, disebut dengan refreshing bukan healing.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah