Angin Segar untuk Para Lelaki, Gus Baha Wajibkan Istri Senyum ke Suami Alasan Kompetisi dengan Bakol Kopi

22 Desember 2021, 12:04 WIB
Gus Baha sedang menjelaskan hukum memberi senyum dari wajah kita, yaitu wajib. /Tangkap layar/YouTube Pondok Lirboyo

 

MALANG TERKINI - Senyum pada dasaranya hukumnya adalah sunnah, yaitu jika dilakukan mendapatkan pahala, jika ditinggalkan tidak masalah.

Namun menurut pandangan KH Bahauddin Nursalim, senyum bisa berubah hukumnya menjadi wajib karena beberapa sebab.

Pernyataan ini disampaikan oleh Gus Baha saat memberi pengajian di Pondok Pesantren Ar-Risalah Lirboyo Kediri.

Baca Juga: Bagaimana Hukumnya Menyuap Agar Jadi Pejabat? Simak Penjelasannya Menurut Gus Baha

Seperti dilansir Malang Terkini dari video pengajian Gus Baha yang diunggah akun YouTube Pondok Lirboyo, Gus Baha menjawab pertanyaan Bu Nyai.

"Makanya ibu-ibu juga begitu, senyum itu barang mewah. Ternyata bapak-bapak kenangannya sama penjual kopi, bukan sama istrinya," sindir Gus Baha.

Hal itu karena, menurut Gus Baha ibu-ibu di rumah sukanya cemberut kepada suaminya. Sementara yang murah senyum adalah penjual kopi.

Baca Juga: Pilih Anak atau Istri? Gus Baha: Kamu Harus Lebih Sayang Anak Daripada Istri!

"Akhirnya yang diingat itu bakol kopi, karena senyum itu mewah," kata Gus Baha.

Gus Baha kemudian menjelaskan bahwa manusia adalah budak dari kebaikan.

"Pokoknya kita kondisikan, al insan abdul ihsan. Ini tidak bisa tidak, makanya mengelola anak, istri, suami, apalagi komunitas masyarakat," kata Gus Baha.

Kenapa kyai dan orang-orang sholeh lainnya harus dermawan?

Baca Juga: Jangan Salah Paham, Ternyata Ini Barokahnya Membicarakan Aib Tetangga Menurut Gus Baha

"Kalau yang dermawan orang fasik, pasti orang fasik ini yang punya pengaruh," jelas Gus Baha.

Karena konsep al insan abdul ihsan, orang itu akan mudah dipengaruhi oleh perbuatan baik, meskipun yang melakukan tidak sholeh.

"Senyum itu dalam fikih formal dikatakan sunnah. Tapi dalam konteks sudah kompetisi itu bisa wajib," kata Gus Baha.

Seperti contoh di awal, di rumah seorang suami jarang menemukan senyum, sementara di warung kopi penjualnya selalu murah senyum.

"Di rumah nggak pernah ada senyum, di warung kopi ada senyum terus, kira-kira menang mana?" tanya Gus Baha.

Memberikan senyum itu menurut Gus Baha sudah ibarat kompetisi karena barang mewah.

Baca Juga: Manusia Jangan Sampai Berhenti Berharap, Gus Baha: Belum Tentu Masa Depan Lebih Buruk dari Sekarang

Siapa yang sering memberikan senyum, kemungkinan besar dia yang menang. Maka senyum dalam hal kompetisi demikian hukumnya adalah wajib.

"Sama, ketemu preman disuguhi kopi senyum. Sowan kyai dimarahi terus, akhirnya masyarakat maunya ke preman karena lebih dimanusiakan," jelas Gus Baha.

Akhirnya, menurut Gus Baha konsep yang dikatakan Nabi Muhammad SAW tentang senyum itu sunnah, kini sudah menjadi wajib.

Baca Juga: Kata-kata Mutiara Gus Baha Tentang Kehidupan, Penuh Makna dan Bikin Hati Tersentuh

"Makanya ibu-ibu senyum sama suaminya wajib. Tapi kalau disenyumi terus suami jadinya ndableg, dikira nggak pernah salah," terang Gus Baha.

Sebab menurut Gus Baha yang menjadi pegangan kaidah fikih dasar adalah konsep al insan abdul ihsan (manusia itu budak kebaikan).***

Editor: Muhammad Isnan

Tags

Terkini

Terpopuler