Gus Baha Bacakan Wasiat Mbah Maimoen Zubair untuk Muktamar NU, Isinya Sebut Gus Yahya Cholil

24 Desember 2021, 04:09 WIB
Gus Baha diminta Gus Yahya membacakan surat wasiat Mbah Moen yang ditulis dengan huruf pegon. /Tangkap layar/YouTube RZM BAROKAH CANNEL

MALANG TERKINI - Berikut adalah isi surat wasiat KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen mengenai penyelenggaraan Muktamar NU. 

Surat wasiat tersebut dibacakan oleh murid kesayangannya, yaitu KH Bahauddin Nursalim atau biasa dikenal dengan Gus Baha. 

Dalam surat wasiat Mbah Moen yang dibacakan itu salah satunya menyebut nama KH Yahya Cholil Tsaquf atau Gus Yahya.

Baca Juga: Arti dan Tafsir Mimpi Membakar Pakaian, Salah Satunya Potensi Konflik dalam Keluarga

Surat wasiat tersebut ditulis dalam tulisan pegon khas pesantren menggunakan bahasa Indonesia dan Arab yang di-Indonesiakan. 

Seperti dilansir Malang Terkini dari kanal YouTube RZM BAROKAH CANNEL, Gus Baha diminta oleh Gus Yahya untuk membacakan surat wasiat Mbah Moen. 

"Saya diminta oleh Gus Yahya untuk membacakan surat yang ditulis Syaikhina KH Maimoen Zubair," kata Gus Baha. 

Baca Juga: Apakah di Surga Ada Sholat? Ini Kata Gus Baha

Saat itu, menurut Gus Baha, Mbah Moen menulis surat didampingi oleh putranya, yaitu Gus Gofur, Mbah Kholid, Mbah Nawawi, dan juga Gus Baha. 

"Karena tulisan ini khas pegon Mbah Moen, mungkin ada beberapa yang kurang , tapi insyaallah dari bacaan saya ini menjadi jelas," kata Gus Baha. 

Setidaknya, Gus Baha juga turut mendengarkan Mbah Moen saat membacakan surat wasiat tersebut. 

Bunyi teks surat wasiat Mbah Moen tersebut kurang lebih sebagai berikut, seperti yang dibacakan oleh Gus Baha. 

Baca Juga: Ternyata Cara Menikmati Keruwetan dan Masalah Hidup itu Sederhana, Inilah Resep Ala Gus Baha

"Bahwa beberapa hari lalu datang kepada saya Bapak Ustadz Yahya Cholil Al-haj sebagai Katib Syuriah NU  PBNU.

"Disodorkan satu gagasan utama Nahdlatul Ulama yang akan datang salah satu pilihan, usulan ada yang memilih di Pondok Pesantren di antaranya yang diusulkan Ponpes Sarang. 

"Saya belum memberi jawaban, setelah saya fikirkan, menurut apa yang dikhotrohkan. 

" Di sini saya ingat betul Mbah Moen baca dikhotrohkan dari kata digerakkan hatinya maknanyamaknanya oleh Allah SWT. 

"Kalau dikehendaki-Nya dalam hal ini saya mempersilahkan dengan hati senang. Semoga Allah memberi anugrah kepada kita bersama mana yang ashlah lana, fi ma yahdi lina walinnahdliyin wal Islam. 

"Itulah kita harus menyerahkan urusan pada-Nya, kepada Allah SWT. Hadza wallahul muawaffiq ila aqwaminthorik, wassalamualaikum. 

" Nah surat ini persisnya adalah menjawab dua minggu setelah Gus Yahya Cholil datang ke Mbah Moen," jelas Gus Baha. 

Baca Juga: Detik-detik Gus Baha Dituntut Keadilan Oleh Bu Nyai Lirboyo: Kaum Emak Harus Bagaimana?

Kedatangan Gus Yahya kepada Mbah Moen tersebut di antaranya adalah karena Pondok Sarang merupakan salah satu tempat yang akan dijadikan lokasi Muktamar NU. 

"Intinya dari surat ini beliau siap kalau ditunjuk sebagai shohibul bait atau tuan rumah, tapi hanya tabriah. Monggo, tapi tidak harus," jelas Gus Baha. 

Wasiat tersebut ternyata merupakan jawaban ketika Gus Yahya sowan kepada Mbah Moen mengenai tempat penyelenggaraan Muktamar NU.***

Editor: Muhammad Isnan

Tags

Terkini

Terpopuler