MALANG TERKINI – Inilah artikel tentang keutamaan puasa Rajab menurut kitab Fadhlu Syahri Rajab karya KH. Ahmad Yasin Asmuni, Petuk, Kediri.
Keutamaan puasa Rajab ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri dan disampaikan oleh Imam As-Syaukani dalam kitab Fawaidul Majmu’ah.
Meskipun hadis tentang keutamaan puasa Rajab seringkali dianggap maudhu’, namun para ulama tetap menganjurkan berpuasa di bulan Rajab, sebab hadis maudhu’ boleh diamalkan asalakan dalam konteks fadhailul a’mal (amal ibadah yang utama).
Baca Juga: Bolehkah Puasa Qadha Ramadhan Digabung dengan Puasa Rajab? Simak Penjelasan Para Ulama
Para salafus shalih sudah lumrah menjadikan bulan Rajab ini sebagai bulan puasa sunnah seperti bulan-bulan haram yang lain, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Sebab keistimewaan bulan-bulan tersebut sudah disebutkan dalam al-Quran.
Namun kesunnahan puasa Rajab ini tidak penuh satu bulan. Yang paling dianjurkan adalah 3 hari berturut-turut, terutama di hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di awal bulan Rajab.
Apabila ingin menambah puasa sunnah, maka maksimal adalah sampai tanggal 15 bulan Rajab. Kecuali masih punya tanggungan qadha Ramadhan, maka boleh berpuasa kapanpun.
Pahala puasa Rajab setiap harinya berbeda-beda menurut hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri di atas. Berikut perinciannya: