Sedangkan kebahagiaan yang kedua adalah "inda liqai rabbih' (عند لقاء ربه), ketika bertemu Tuhannya.
"Kapan? Ya, setiap orang berpuasa mestinya terus menerus ketemu Allah," terangnya.
Direktur Sufi Center Jakarta itu menekankan agar ketika berpuasa jangan pernah lepas dari dzikir atau gerak-gerik yang bernuansa kebajikan.
"Dan kebajikan yang dilakukan harus dengan nawaitu, keikhlasan yang luar biasa. Karena apa? Ini puasa untuk Allah, bukan untuk diri kita. Bukan untuk, enggak. Ini untuk Allah, sudah," tandasnya.
KH. Luqman menyebutkan potongan hadits qudsi sebagai berikut
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
"Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalas," ujarnya menerjemahkan.
Lebih lanjut, CEO Cahaya Sufi Mag tersebut menyampaikan bahwa orang berpuasa itu sedang membebaskan dirinya dari ketergantungan-ketergantungan kepada selain Allah.
"Peristiwa bulan suci Ramadhan ini full peristiwa spiritual. Kita merasakan pertemuan kita dengan Allah," paparnya.