Dua Kebahagiaan bagi Orang yang Berpuasa Menurut KH. Luqman Hakim

- 2 April 2022, 14:02 WIB
Kebahagiaan bagi orang yang puasa
Kebahagiaan bagi orang yang puasa /Pixabay.com/ @mohamed_hassan/

MALANG TERKINI - KH. Luqman Hakim menjelaskan dua kebahagiaan bagi orang berpuasa, yakni ketika berbuka dan ketika bertemu Tuhannya.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan.

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

Artinya: "Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan, yakni bahagia di saat bukanya dan bahagia di saat bertemu Tuhannya".

Baca Juga: Tidak Sempat Ganti Puasa Sebelum Ramadhan 2022? Pahami 3 Kewajiban Berikut Ini

"Jadi, dua bahagia, ketika berbuka, ketika ketemu Allah," kata KH. Luqman dikutip dari tayangan di kanal YouTube MRPI TV - Masjid Raya Pondok Indah pada Sabtu, 2 April 2022.

Pengasuh ponpes Raudhatul Muhibbin Bogor itu menyampaikan bahwa dua hal tersebut harus dimanifestasikan di dalam suasana bulan suci Ramadhan.

Menurutnya, kebahagian orang berpuasa itu ada dua hal tadi sebenarnya. Yang pertama, bahagia secara dhohir atau syar'i, yakni ketika berhenti berpuasa pada waktu magrib.

"Tapi sesungguhnya, 'inda fithrih' (عند فطره), ketika kita berbuka. Berbuka menggunakan kata 'fithrah' ini menggambarkan mengenai bahwa seseorang secara hakiki baru merasa berpesta betul spiritualnya ketika orang itu kembali ke alam fitrah," ungkapnya.

Baca Juga: BLT Minyak Goreng akan Disalurkan Mulai April 2022, Ini Cara Mendapatkannya

Sedangkan kebahagiaan yang kedua adalah "inda liqai rabbih' (عند لقاء ربه), ketika bertemu Tuhannya.

"Kapan? Ya, setiap orang berpuasa mestinya terus menerus ketemu Allah," terangnya.

Direktur Sufi Center Jakarta itu menekankan agar ketika berpuasa jangan pernah lepas dari dzikir atau gerak-gerik yang bernuansa kebajikan.

"Dan kebajikan yang dilakukan harus dengan nawaitu, keikhlasan yang luar biasa. Karena apa? Ini puasa untuk Allah, bukan untuk diri kita. Bukan untuk, enggak. Ini untuk Allah, sudah," tandasnya.

Baca Juga: Bulan April: BMKG Prediksi Hujan Lebat Disertai Petir Masih Akan Mengguyur Sejumlah Wilayah Indonesia

KH. Luqman menyebutkan potongan hadits qudsi sebagai berikut

فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

"Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalas," ujarnya menerjemahkan.

Lebih lanjut, CEO Cahaya Sufi Mag tersebut menyampaikan bahwa orang berpuasa itu sedang membebaskan dirinya dari ketergantungan-ketergantungan kepada selain Allah.

"Peristiwa bulan suci Ramadhan ini full peristiwa spiritual. Kita merasakan pertemuan kita dengan Allah," paparnya.

Ia pun membeberkan, seperti apa saja pertemuan dengan Allah itu. Yang pertama adalah 'muraqabah' yakni menyadari bahwa Allah mengawasi.

"Satu, bil muraqabah. Menyadari Allah mengawasi kita, memandang kita, melihat kita, mempeduli kepada kita, fadhol rahmah-Nya melimpah kepada kita. Itu namanya muraqabah," terangnya.

Baca Juga: Tes Psikologi: Temukan 2 Pesawat dalam 10 Detik di antara Kumpulan Perahu, Ungkap Kecerdasanmu!

Muraqabah itu, kata KH. Luqman, melahirkan sikap husnuzon, syukur, ikhlas, ridha, dan seterusnya.

"Sampai akhirnya kita, yang kedua, musyahadah. Kita menyaksikan Allah, kapan, di mana saja, merasakan di balik apa saja, enak, gak enak, lapar, dahaga, ada Allah di balik itu semuanya," lanjutnya.

"Kemudian terakhir, tentu bil ma'rifah (mengenal Allah). Nah ini, liqaallah (ketemu Allah). Sejak muraqabah, sebenarnya sudah liqaallah. Tapi naik derajat liqa kita, naik, naik, naik, sampai ma'rifah," ungkapnya.

KH. Luqman menyatakan bahwa orang yang berpuasa itu memang harus berani untuk melawan dirinya.

"Tanpa ada keberanian, maka kita akan membiarkan nafsu kita menyeret diri kita kepada satu imajinasi yang lebih sifatnya syahwat. Padahal syahwat di bulan suci Ramadhan harus dikekang," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, ia pun mengajak untuk menjalankan semua amaliah dalam bentuk pendidikan yang sudah diterima, baik berupa sholat, sholat sunah, membaca Al-Quran, maupun dzikir.

Ia juga mengimbau orang yang berpuasa untuk tidak mengeluh dan tetap menyambungkan hati kepada Allah.

"Jangan pernah ada keluhan, mengeluh. Puasa-puasa kok mengeluh, misalnya. Kalau lapar, ya sudah rasakan lapar. Lemes, rasakan lemes. Hati kita tetap connecting dengan Allah subhanahu wa ta'ala," ujarnya.

Tidak lupa, KH. Luqman mengajak untuk membangun rasa cinta atau mahabbah kepada Allah di bulan suci Ramadhan.

"Dan mulailah kita membangun mahabbah, rasa cinta kepada Allah. Karena, ketika kita berpuasa mulai membangun rasa cinta, itu akan memiliki efek yang luar biasa nanti setelah hari raya," tuturnya.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: YouTube MRPI TV - Masjid Raya Pondok Indah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah