Adik Perempuan Kim Jong Un Kecam Latihan Gabungan Militer Korea Selatan dan AS

16 Maret 2021, 21:00 WIB
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara yang kuat, telah mengeluarkan ancaman baru atas latihan militer gabungan antara AS dan Korea Selatan. /Korea Summit Press via Reuters/Reuters

MALANG TERKINI – Adik perempuan Kim Jong Un yaitu Kim Yo Jong baru-baru ini diketahui mengecam latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan. Tak hanya itu, ia juga mengancam akan membatalkan pakta militer antar-Korea Selasa, sehari sebelum pejabat tingkat tinggi Amerika Serikat tiba di Seoul, Korea Selatan.

Korea Selatan dan Amerika Serikat telah melakukan latihan militer gabungan musim semi tahunan mereka sejak Senin, 15 Maret 2021 lalu. Dikarenakan pandemi Covid-19, latihan dilakukan melalui simulasi computer tanpa menggunakan maneuver, jumlah pasukan yang ditugaskan pun diperkecil dan latihan di dalam ruangan.

Namun Pyongyang mengecam latihan tersebut, dengan mengatakan bahwa Seoul telah melewati "garis merah" dan bahwa perubahan format tidak mengubah sifat permusuhan dari latihan tersebut.

Baca Juga: Fans K-Pop Meradang Karena Young Lex, Ini 7 Rapper Korea yang Lagunya Asik untuk Didengarkan

Sebagaimana yang dilansir dari Korea Herald, Kim mengirim pesan langsung kepada Amerika Serikat untuk pertama kalinya sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari 2021 lalu. Kim telah menjadi sorotan dalam penyerangan yang ia lakukan di Seoul dan Washington di masa lalu.

Dia memperingatkan Amerika Serikat agar tidak "menyebabkan bau pada langkah pertama," jika ingin "tidur nyenyak" selama empat tahun mendatang.

"Mereka memilih untuk 'perang di bulan Maret' dan 'krisis di bulan Maret' lagi di bawah pengawasan semua orang Korea, daripada 'kehangatan di bulan Maret'," kata Kim sebagaimana yang dilansir Malang Terkini dari Korea Herald.

Dia menambahkan bahwa "hari musim semi yang hangat tiga tahun lalu" tidak akan tiba dengan mudah lagi ke depannya, ia mereferensikan “musim semi” pada pemulihan hubungan pada tahun 2018 setelah tiga KTT antar-Korea yang bersejarah, jika Seoul mengikuti instruksi dari tuannya, mengacu pada Amerika Serikat.

“Kami akan melihat sikap dan tindakan otoritas Korea Selatan di masa depan. Dan jika mereka berani melakukan tindakan yang lebih provokatif, kami dapat mengambil tindakan khusus dengan tegas mencabut bahkan perjanjian militer Utara-Selatan, ” tambah Kim.

Tak berhenti di situ, Kim juga mengancam akan membubarkan kantor yang menangani urusan dan dialog lintas batas, dengan mengatakan "tidak memiliki alasan untuk keberadaannya".

Baca Juga: D.O. EXO akan Kembali ke Layar Lebar Setelah Resmi Diberhentikan dari Militer

Ia juga mengatakan Korea Utara juga akan mempertimbangkan untuk membubarkan kantor yang bertanggung jawab atas tur Korea Selatan ke Kumgangsan yang indah di Utara.

Sejak ada peristiwa penembakan yang dilakukan oleh seorang tentara Korea Utara terhadap seorang turis di Korea Selatan pada 2008, Seoul kini menangguhkan tur ke wilayah tersebut.

Peringatan yang diluncurkan Kim Yo Jong tersebut datang ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin berada di wilayah itu untuk melakukan pembicaraan dengan rekan-rekan mereka di Jepang dan Korea Selatan tentang berbagai masalah, termasuk program nuklir Korea Utara.

Kedua menteri tersebut mengadakan pertemuan di Tokyo pada hari Selasa, dan akan tiba di Seoul pada hari Rabu.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan memberikan tanggapan atas peringatan tersbeut, mereka menekankan bahwa latihan militer gabungan bersifat "defensif" dan mendesak Pyongyang untuk mengambil "sikap fleksibel" terhadap perjanjian militer antar-Korea.

“Sikap kami adalah bahwa Korea Utara harus mengambil sikap yang fleksibel, seperti menanggapi tawaran kami untuk berdialog untuk pembentukan perdamaian yang permanen dan solid di Semenanjung Korea,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Boo Seung-chan pengarahan reguler.

Baca Juga: Korea Selatan Mengesahkan Hukum untuk Penundaan Waktu Wajib Militer bagi Artis dan Seniman

Dia  kemudian menambahkan bahwa militer Korea Selatan belum mendeteksi tanda-tanda aktivitas militer yang tidak biasa dari Utara.

Korea Selatan dan Korea Utara menandatangani Perjanjian Militer Komprehensif pada 19 September 2018 di sela-sela KTT antar-Korea ketiga, di mana mereka menyetujui serangkaian tindakan pengendalian senjata dan untuk menghentikan semua tindakan permusuhan terhadap satu sama lain.

Kementerian Unifikasi, yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea, juga mengusulkan pembicaraan dan kerja sama sebagai tanggapan atas kecaman yang diberikan Kim.

“Untuk meredakan hubungan yang tidak bersahabat antara kedua Korea, perlu dimulai dengan pembicaraan. Dalam keadaan apa pun, kami tidak dapat menghentikan upaya kami untuk pembicaraan dan kerja sama, “ kata seorang pejabat kementerian.

Baca Juga: CEK FAKTA! Beredar Pesan Broadcast Terkait Bantuan BPJS Kesehatan Senilai Rp3.550.000

Pernyataan Kim juga muncul setelah Gedung Putih pada hari Senin mengatakan pemerintah Biden telah menghubungi Pyongyang untuk berdialog melalui sejumlah saluran sejak Januari, tetapi tidak mendapat tanggapan hingga saat ini.

Pembicaraan nuklir antara Washington dan Pyongyang tetap terhenti sejak 2019. Pemerintahan Biden sedang melakukan peninjauan kebijakan AS terhadap Korea Utara, yang dapat diumumkan dalam beberapa minggu mendatang.***

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: koreaherald.com

Tags

Terkini

Terpopuler