Taliban Lakukan Diskriminasi Gender, Perempuan Afghanistan Gelar Protes Diam

22 September 2021, 07:14 WIB
Ilustrasi: Perempuan Afghanistan gelar aksi protes diam untuk meminta hak pendidikan bagi perempuan /pixabay/Amber Clay

MALANG TERKINI – Belakangan ini Taliban masih menjadi perbincangan hangat setelah berhasil menguasai Afghanistan, Kabul.

Taliban merupakan kelompok yang telah ada dan dibentuk sejak tahun 1990an. Setelah menduduki pemerintahan, banyak kebijakan baru yang keluarkan.

Rezim Taliban membuat kebijakan untuk memberhentikan para pekerja wanita mulai dari ranah pemerintahan hingga pendidikan.

Baca Juga: Fahri Hamzah Pesimis Afghanistan Bisa Direkonsiliasi

Diskriminasi gender dari kebijakan Taliban, membuat perempuan Afghanistan kehilangan pekerjaan dan mendapat larangan untuk mengenyam dunia pendidkan pendidikan.

Meskipun telah dilarang untuk melakukan unjuk rasa, namun perempuan Afghanistan tetap menggelar aksi protes diam dengan menempelkan selotip hitam  di mulut.

Dilansir Malang Terkini dari Anadolu Agency pada 19 September 2021. Aksi diam digunakan untuk mempertahankan hak-hak perempuan di bawah kekuasaan Taliban.

Aksi diam ini dilakukan pada hari Minggu, 19 September 2021 bermula saat adanya keputusan sementara pemerintahan Taliban yang mengizinkan hanya anak laki-laki dan guru laki-laki yang dapat melanjutkan kegiatan pendidikan di Afghanistan.

Semua sekolah di Afghanistan dan seminari Islam untuk anak laki-laki mulai dibuka pada hari Sabtu.

Semua guru dan siswa laki-laki harus menghadiri lembaga pendidkan mereka,” tulis pengumuman dikutip dari Anadolu Agency.

Selama rapat digelar, banyak wanita yang berkumpul menggunakan burqa yang berkumpul di depan pusat perbelanjaan Gulbahar di pusat kota untuk menunggu rapat umum diselenggaran.

Baca Juga: Menlu Indonesia: Kekerasan di Afghanistan Harus Dihentikan

Meskipun pemerintah Taliban sudah melarang adanya aksi unjuk rasa yang tidak sah, namun Shakiba Tamkin dan Joliya Farisi tetap melakukan aksi protes diam dan mengordinasi semua kegiatan.

Aksi diam dilakukan dengan membungkam mulut mereka menggunakan selotip hitam dan membawa tulisan berisi suara mereka. Dari aksi tersebut menyiratkan bahwa mereka tidak bisu dan bisa mengangkat suara.

Sebelum melakukan protes ilegal ini, sebelumnya Tamkin sudah mengupayakan untuk mendapatkan otoritas untuk pawai protes, tetapi gagal untuk mendapatkannya.

Sejak saat itu, mereka mulai berbaris dengan menuliskan hak-hak perempuan melalui slogan-slogan untuk mendukung pendidikan bagi anak perempuan.

Ini bukan Afghanistan 20 tahun yang lalu, segalanya telah berubah” ungkap seorang gadis yang datang ke Mall bersama ibunya.

Menyadari adanya kejanggalan dimana hak-hak perempuan mulai tergeser, kaum perempuan menyatakan kegelisahaan atas kebijakan yang diberikan melalui aksi diam.

Pemerintah Taliban akan mengizinkan gadis-gadis muda untuk belajar karena tidak mungkin untuk melarang pendidikan mereka sekarang,” ungkap Mohammad Mukhtar seorang guru sekolah yang datang di Mall bersama keluarga. ***

Editor: Yuni Astutik

Sumber: aa.com.tr

Tags

Terkini

Terpopuler