Kota Mutiara Tertua Ditemukan di Teluk Persia Uni Emirat Arab, Ada Biara Kristen Kuno

22 Maret 2023, 20:27 WIB
Penemuan kota mutiara tertua di Teluk Persia /Tangkapan Layar YouTube/Rasgulla Reddy

MALANG TERKINI – Arkeolog Uni Emirat Arab (UEA) telah menemukan kota mutiara tertua di Teluk Persia di sebuah pulau dekat lepas pantai Pulau Siniyah, pada hari Senin, 20 Maret 2023.

Dilansir Malang Terkini dari Arab News, Artefak yang ditemukan di wilayah Umm Al-Quwain ini kemungkinan pernah dihuni oleh ribuan orang, yang berasal dari zaman pra-Islam atau sekitar akhir abad ke-6.

Dari banyaknya keterangan sejarah yang tertulis mengenai kota-kota mutiara di zaman kuno, baru kali ini para arkeolog menemukan satu bukti nyata dari sekian banyak kota mutiara yang tersebar di negara-negara Arab di Teluk Persia.

Baca Juga: Penemuan Koin Langka Dinasti Umayyah, Bukti Sejarah Pelopor Kemajuan Peradaban Islam

“Ini adalah contoh tertua dari jenis kota mutiara Khaleeji yang sangat spesifik,” kata Timothy Power, seorang profesor arkeologi di Universitas Uni Emirat Arab.

Power mengatakan bahwa kota mutiara itu merupakan leluhur dari kota-kota modern seperti Dubai. Kota itu terletak di Pulau Siniyah, yang tertutupi rawa-rawa Khor Al-Beida di Umm Al-Quwain, sekitar 50 kilometer timur laut Dubai di sepanjang pantai Teluk Persia.

Pulau itu memiliki arti "cahaya yang berkedip-kedip" karena efek matahari yang sangat terik di sana.

Ditemukan Biara Kristen Kuno

Di pulau yang sama, para arkeolog pun berhasil menemukan sebuah biara Kristen kuno yang berusia sekitar 1.400 tahun.

Baca Juga: Profil dan Harta Kekayaan Gazalba Saleh, Hakim Mahkamah Agung Tersangka Pencucian Uang

Kota mutiara terletak tepat di sebelah selatan biara tersebut, di salah satu ujung pulau yang membentang seluas sekitar 12 hektar. Di sana, para arkeolog menemukan rumah-rumah yang terbuat dari batu pantai dan mortar kapur. Terdapat bangunan kecil hingga rumah luas yang memiliki halaman.

Menurut Power adanya bangunan yang berbeda-beda, menunjukkan stratifikasi sosial pada saat itu. Situs ini juga memiliki tanda-tanda sebagai tempat tinggal permanen, tidak seperti beberapa keterangan sejarah lain yang mengungkap adanya kota mutiara yang dihuni secara musiman.

“Rumah-rumah berdesakan di sana, orang-orang tinggal di sana sepanjang tahun,” ucap Power.

Kota sudah Ada Sebelum Kebangkitan Islam

Di dalam rumah-rumah tersebut, para arkeolog menemukan sisa-sisa pecahan mutiara dan pemberat selam. Pemberat selam digunakan untuk menyelam bebas hingga ke dasar laut dengan hanya mengandalkan pernafasan.

Kota ini diperkirakan sudah ada sebelum kebangkitan Islam di Semenanjung Arab, sehingga penduduknya kemungkinan besar beragama Kristen.

Departemen Pariwisata dan Arkeologi Umm Al-Quwain, Universitas Uni Emirat Arab, Misi Arkeologi Italia di Emirat dan Institut Studi Dunia Kuno di Universitas New York, ikut serta dalam penggalian tersebut.

Baca Juga: Fenomena Langka, Gurun Pasir Jadi Sungai di Arab, Tanda Kiamat?

Penemuan Situs Kuno Memberi Pelajaran Bagi Uni Emirat Arab

Umm Al-Quwain, adalah sebuah wilayah berpenduduk paling sedikit di Uni Emirat Arab. Pemerintah berencana membangun pusat wisata untuk menumbuhkan perekonomian di lokasi tersebut.

Kisah kesohoran mutiara, runtuh dengan cepat setelah Perang Dunia I, setelah adanya mutiara buatan. Namun adanya penemuan ini akan menguntungkan bagi perkembangan sektor industri UEA, selain penjualan minyak mentah, terlebih Uni Emirat Arab akan merencanakan netral karbon terkait dampak negatif bahan bakar fosil.

Mereka yang berkunjung ke situs di Umm Al-Quwain Uni Emirat Arab, akan menemukan tempat yang dipenuhi dengan sisa-sisa cangkang tiram. Menurut arkeolog, dari sekitar 10 ribu cangkang tiram, bisa ditemukan satu mutiara di dalamnya. Orang-orang yang berjalan melintasi pulau itu akan merasakan sisa-sisa mutiara berderak di bawah kaki mereka.***

Editor: Iksan

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler