Kronologi Salman Rushdie Ditusuk Lehernya di New York, Saksi: Menusuk Beberapa Kali dengan Begitu Cepat

- 13 Agustus 2022, 09:47 WIB
Kronologi penusukan Salman Rushdie Penulis Novel Ayat-Ayat Setan
Kronologi penusukan Salman Rushdie Penulis Novel Ayat-Ayat Setan /Dylan Martinez/REUTERS/

MALANG TERKINI - Seorang saksi membeberkan kronologi Salman Rushdie ditusuk lehernya oleh seorang pria di New York, Amerika Serikat pada Jumat, 12 Agustus 2022.

Salman Rushdie adalah seorang penulis kontroversial yang pernah menuai banyak kecaman atas novel yang ditulisnya.

Novel berjudul Aya-Ayat Setan yang ditulis pada 1988 tersebut membuatnya banyak menerima ancaman pembunuhan.

Baca Juga: Biodata dan Profil Salman Rushdie Penulis Novel Ayat-Ayat Setan, Korban Penusukan di New York

Salman Rushdie ditusuk ketika akan menghadiri sebuah acara di di Chautauqua Institution New York.

Salah seorang saksi menyebutkan bahwa dia hari itu menyampaikan kuliah umum di Chautauqua Institution ketika seorang pria muda menyerbu panggung dan mulai menyerangnya.

Sang novelis tersungkur ke lantai setelah penyerangan. Pelaku kemudian dijegal oleh penonton dan staf yang berlarian ke atas panggung.

Pelaku langsung diringkus oleh polisi negara bagian New York setelah kejadian itu. Dia diidentifikasi sebagai Hadi Matar, 24 tahun, dari Fairview, New Jersey.

Polisi mengatakan mereka belum mengetahui motif penyerangan itu, namun mereka yakin Matar bertindak sendiri.

Baca Juga: Kronologi Aji Firmanto TikTokers Meninggal Dunia Diduga karena Ngebyak di Jalan Raya Veteran Kota Malang

“Kami sangat ketakutan karena tempat pertama Rushdie ditikam adalah leher dan di situlah darah mulai memercik ke mana-mana. Lalu tersangka menikamnya di bahu dan terus menusuk beberapa kali dengan begitu cepat,” kata saksi Pilar Pintagro kepada Sky News seperti yang dikutip pada Sabtu, 13 Agustus 2022.

"Penonton benar-benar melompat ke atas panggung untuk mencoba menjatuhkan tersangka. Sementara itu, Salman berusaha menjauh dari orang yang terus menusuknya beberapa kali ini. Akhirnya badan tersangka berhasil dijepit oleh para penonton," ujar Pintagro menambahkan.

Rushdie mendapatkan pertolongan pertama dari seorang dokter yang hadir dalam acara tersebut sebelum layanan darurat tiba.

Polisi mengatakan bahwa Henry Reese yang menjadi moderator acara juga mengalami cedera kepala ringan karena ikut diserang.

Saksi lain bernama Julia Mineeva Braun mengatakan bahwa ketika Salman Rushdie diperkenalkan tiba-tiba dari sisi kiri panggung muncul seorang pria pendek berpakaian serba hitam dan berlari keluar mendekati sang penulis.

Baca Juga: Polisi Hentikan Penyidikan Kasus Dugaan Kekerasan Terhadap Putri Candrawathi

“Kejadiannya sangat cepat, kami pikir dia hendak memperbaiki mikrofon, namun kami melihat pisau yang dibawanya. Dia mulai menikam leher terlebih dahulu, lalu Rushdie bangkit dan mulai berlari. Kami masih syok,” kata Braun.

Pilar Pintagro mengungkap penjagaan polisi di lokasi penikaman. Ia berharap keamanan di acara tersebut seharusnya ditingkatkan.

“Tidak terlalu banyak polisi berjaga di tempat acara. Perlu waktu lima menit hingga polisi datang dan menangkap pelaku,” katanya.

Sebuah foto yang beredar di media sosial muncul menunjukkan Salman Rushdie dengan kaki sedikit terangkat dan seseorang menekan perutnya.

Dalam sebuah video di Twitter, diambil beberapa baris dari panggung, terdengar perkataan seorang wanita.

“Semoga mereka bisa menyelamatkannya karena tikaman pisau pertama tepat di dekat arterinya,” ujar wanita tersebut.

Jeremy Genovese, 68 tahun, dari Beachwood, Ohio, mengatakan bahwa orang-orang di lokasi terkejut dan banyak yang menangis.

Baca Juga: Profil dan Biodata Irma Hutabarat Lengkap dari Pendidikan, Karir, Umur, hingga Pasangan

Salman Rushdie diketahui kini tinggal di New York dan menjadi warga negara Amerika Serikat sejak tahun 2016.

Pada Jumat, 12 Agustus 2022, Rushdie berencana menjadi pembicara bersama Henry Reese dari organisasi City of Asylum, sebuah program residensi bagi para penulis yang tinggal di pengasingan di bawah ancaman penganiayaan.

Mereka membahas peran Amerika Serikat sebagai negara suaka bagi penulis dan seniman lain di pengasingan, serta rumah bagi kebebasan berekspresi.

Buku keempat Rushdie, The Satanic Verses atau Ayat-Ayat Setan dilarang terbit di sejumlah negara Muslim pada tahun 1988, termasuk Iran, karena dinilai berisi hujatan terhadap agama Islam.

Pada tahun 1989, pemimpin Iran saat itu Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa atau dekrit, yang menyerukan hukuman mati bagi Salman Rushdie.***(Saumi Rahmantika/Pikiran Rakyat)

Disclaimer: Berita ini pernah diterbitkan di Pikiran Rakyat dengan judul "Biodata dan Profil Salman Rushdie Penulis Novel Ayat-Ayat Setan, Korban Penusukan di New York"

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah