Sisi Gelap di Balik Gemerlap Dubai, Mulai dari Rasisme hingga Tidak Bebas Berpendapat

- 22 Februari 2023, 20:39 WIB
Ilustrasi. Sisi gelap dari gemerlap Kota Dubai
Ilustrasi. Sisi gelap dari gemerlap Kota Dubai //Pexels/Marcus Herzberg

MALANG TERKINI – Siapa yang tidak mengenal Dubai? Ya, kota ini terdapat di negara Uni Emirat Arab (UEA). Dubai sendiri terletak di sepanjang pantai tenggara Jazirah Arab serta berada di selatan Teluk Persia.

Kota Dubai terdiri dari padang pasir, akan tetapi kini sudah berubah menjadi salah satu kota paling maju di dunia. Seiring berjalannya waktu, kota ini telah berkembang menjadi tujuan wisata bagi kaum elit.

Tidak hanya itu, Dubai juga menjadi markas untuk berbagai gedung pencakar langit tertinggi di dunia. Salah satunya yang paling terkenal adalah Menara Burj Khalifa yang mendapat gelar gedung tertinggi di dunia.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Mojokerto Paling Hits yang Wajib Dikunjungi

Namun di balik kemewahan dan gemerlapan itu semua, terdapat sisi gelap dari kota dengan julukan City of Gold atau Kota Emas ini.

Sisi gelap Kota Dubai

1. Mayoritas penduduknya adalah pria

Tercatat sebanyak 70% populasi yang berada di Dubai adalah pria, dan mayoritas penduduknya bukanlah orang asli Uni Emirat Arab. Para penduduk tersebut kebanyakan adalah imigran yang berasal dari negara India, Bangladesh, Pakistan, serta China.

Para pria ini kebanyakan adalah pekerja bangunan atau pebisnis yang meninggalkan negeri asalnya untuk mencari peluang di Dubai.

Baca Juga:  6 Tempat Wisata di Kalimantan Timur yang Wajib Dikunjungi saat Liburan

2. Rasisme

Meskipun didominasi oleh orang dari berbagai belahan dunia, faktanya di Dubai masih banyak rasisme. Diketahui orang yang berasal dari Eropa dan Amerika Utara akan mendapatkan gaji 2 kali lipat dari yang lainnya, meskipun mengerjakan pekerjaan di perusahaan yang sama.

Bahkan terkadang ada syarat pekerjaan di Dubai yang mengatakan hanya menerima orang-orang dari Eropa.

3. Kota emas

Pernah melihat makanan yang terbuat dari emas di Dubai? Ternyata Kota Emas juga ada. Namun ‘Kota Emas’ yang dimaksud di sini adalah sebuah kota bernama Sonapur. Dalam bahasa India, Sonapur memiliki arti kota emas.

Baca Juga: 5 Pantai Terindah di Jawa Barat, Cocok Jadi Destinasi Wisata saat Liburan Akhir Pekan

Sonapur menjadi kamp para pekerja bangunan yang sudah bekerja bertahun-tahun membangun kota, dan letaknya berada di pinggiran Kota Dubai. Sebagian besar penghuni kamp adalah pekerja asal India, Pakistan, Bangladesh, dan China. Kabarnya Sonapur tidak terdaftar dalam peta, sehingga para pekerja ini tidak bisa bepergian karena pasportnya disita.

4. Tidak bebas berpendapat

Di Dubai, seseorang bebas dalam hal berpendapat selama sesuai dengan kepentingan pemerintah. Bahkan dulu ada peraturan yang mengatur media dan jurnalis untuk tidak mengangkat berita yang menyudutkan Dubai.

Jika seseorang nekat mengangkat isu yang menyudutkan Dubai, maka siap-siap semua hal yang dimiliki akan hilang, dipenjara, hingga dideportasi. Oleh sebab itu, kebanyakan orang akan memilih tutup mulut.

5. Kerusakan lingkungan

Baca Juga: 4 Tempat Wisata di Samarinda Kaltim, Cocok untuk Healing

Dubai berkembang dengan sangat cepat, salah satu faktornya adalah banyak pekerja yang dipekerjakan untuk membangun kompleks dan bangunan baru. Dampak dari hal ini adalah banyaknya limbah dari lokasi konstruksi, sedangkan fasilitas pengolahan limbah tidaklah secepat dalam pembangunan kotanya.

Akibatnya banyak para pebisnis yang memilih membuang limbahnya asal-asalan. Dubai juga pelaku reklamasi yang giat, sedangkan proyek reklamasi menyebabkan perubahan lingkungan hidup.

Untuk 1 proyek reklamasi, membutuhkan 87 juta ton batu dan 1,5 juta ton pasir, sedangkan tahap pertamanya adalah dengan menghancurkan terumbu karang, pantai pendaratan penyu, hingga membuat air menjadi keruh.

Itulah sisi gelap dari Kota Dubai yang terkenal akan kemewahannya. Semoga bermanfaat!***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x