Network
MALANG TERKINI - Pemerintah Indonesia bersama dengan perusahaan PT PLN dan dua korporasi Malaysia telah mencapai kesepakatan penting dalam mengembangkan studi interkoneksi listrik bawah laut.
Langkah ini bertujuan untuk mendukung ketahanan energi kedua negara, menciptakan sinergi dalam bidang energi, serta memperkuat hubungan bilateral.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengumumkan kolaborasi ini dalam acara penutupan Pertemuan Menteri Energi ASEAN (AMEM) ke-41 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Ia menjelaskan bahwa kerja sama ini melibatkan PLN dari Indonesia dan dua perusahaan listrik Malaysia, yaitu Tenaga Nasional Berhad (TNB) dan Sabah Electricity Sdn Bhd.
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut atas deklarasi "interkonektivitas" yang telah diungkapkan oleh para menteri energi di kawasan ASEAN.
Studi Rencana Induk Interkoneksi ASEAN (AIMS) III juga telah mengidentifikasi potensi interkoneksi lintas batas dengan kapasitas kumulatif mencapai 33 gigawatt pada tahun 2040, termasuk dua interkonektor yang akan dianalisis tingkat kelayakannya oleh kedua negara.
Salah satu proyek yang menjadi fokus adalah interkoneksi Sumatera-Semenanjung Malaysia. PT PLN, TNB, dan Sabah Electricity Sdn Bhd akan bekerja sama untuk melakukan studi kelayakan dalam kawasan ini.
Studi tersebut akan mengevaluasi aspek teknis, keuangan, ekonomi, dan dampak lingkungan dari interkoneksi tersebut. Rencananya, ini akan menjadi koneksi bawah laut pertama di kawasan ASEAN.
Selain proyek interkoneksi di Sumatera-Semenanjung Malaysia, Indonesia dan Malaysia juga akan bekerja sama dalam proyek serupa di Kalimantan, Indonesia-Sabah, Malaysia.
