Tolak Saran Turki, Ukraina Tidak Akan Dukung Keringanan Sanksi untuk Moskow

- 6 September 2023, 12:01 WIB
Arsip - Mykhailo Podolyak, penasihat politik Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, berbicara dalam wawancara dengan Reuters, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kiev, Ukraina, 6 Oktober 2022. (ANTARA/REUTERS/Anna Voitenko/as)
Arsip - Mykhailo Podolyak, penasihat politik Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, berbicara dalam wawancara dengan Reuters, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kiev, Ukraina, 6 Oktober 2022. (ANTARA/REUTERS/Anna Voitenko/as) /

MALANG TERKINI - Turki menyarankan Ukraina untuk melunakkan sikapnya dengan menghidupkan kembali kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.

Namun seorang pejabat senior Ukraina pada Selasa menolak saran tersebut dan justru mengatakan Ukraina tidak akan mendukung keringanan sanksi untuk Moskow atau kebijakan "pemuasan".

"Mari kita bersikap realistis dan berhenti membahas opsi-opsi yang tidak ada, apalagi mendorong Rusia untuk melakukan kejahatan lebih lanjut," kata penasihat presiden Mykhailo Podolyak kepada Reuters.

Pernyataan tersebut disampaikan Podolyak ketika ditanya tentang komentar yang dibuat oleh Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Senin setelah pembicaraan dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin.

Podolyak mengatakan bahwa Rusia "sangat tertarik" dengan penghancuran pelabuhan Ukraina dan infrastruktur pengiriman biji-bijian.

Dia mengatakan Rusia tidak memerlukan kesepakatan biji-bijian dan Moskow tertarik untuk memisahkan Ukraina dari pasar biji-bijian global, menaikkan harga biji-bijian, dan memonopoli kendali atas Laut Hitam.

"Di manakah bidang bagi Ukraina untuk 'melunak' di sini? Dan mari kita perjelas, kami pasti tidak akan memainkan 'kebijakan untuk memuaskan agresor'... dan mengumbar program pencabutan sanksi," katanya.

Erdogan mengatakan setelah pembicaraan dengan Putin bahwa akan segera ada kemungkinan untuk menghidupkan kembali kesepakatan gandum yang menurut PBB membantu meringankan krisis pangan dengan memasarkan gandum Ukraina.

Rusia keluar dari perjanjian tersebut pada Juli, dengan mengeluhkan bahwa ekspor makanan dan pupuknya menghadapi hambatan serius.

Halaman:

Editor: Ianatul Ainiyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x