Inilah Dua Titik Stasiun yang Akan Dipasang Alat GeNose C19 Pertama Kali oleh Kemenhub

27 Januari 2021, 17:46 WIB
Ilustrasi perawat di stasiun kereta api /Pexels/Laura James

MALANG TERKINI – Pada 5 Februari 2021 mendatang, 10 alat GeNose akan dipasang di dua stasiun Tanah Air.

Stasiun Tugu Yogyakarta dan Stasiun Stasiun Senen Jakarta. Kedua stasiun tersebut merupakan titik pertama yang akan dipasangi perangkat pendeteksi virus Covid-19 tersebut.

“Kita melakukan langkah-langkah yang pasti, tanggal 5 Februari kita sepakati tanggal 5 Februari kita sepakati bersama gugus tugas, diterapkan di dua stasiun Senen Jakarta dan stasiun Tugu Yogyakarta yang berlaku di kereta api secara mandatory,” ujar Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan (Menhub) sebagaimana yang dikutip Malang Terkini dari PMJ News.

Baca Juga: Belum Usai Pandemi Covid-19 Muncul Virus Nipah di Malaysia, Waspada Makan Babi

Budi mengharuskan penumpang untuk menaati persyaratan dari KAI sebelum menempuh jarak jauh menggunakan kereta. Salah satunya adalah dengan memberikan hasil tes pemeriksaan Covid-19.

Mereka bisa memilih pemeriksaan berupa Rapid Test, GeNose Test, atau RT PCR.

Stasiun Senen Jakarta menjadi salah satu titik pertama yang dipasangi alat GeNose dengan alasan bahwa Stasiun Senen memiliki banyak pergerakan perjalanan luar kota. Menhub mengatakan akan menyediakan sekitar 5-10 GeNose hingga bisa digunakan oleh penumpang baik sebelum atau sesudah perjalanan.

GeNose test merupakan jenis pemeriksaan baru yang menggunakan alat bernama GeNose C19, sebuah alat pendeteksi virus yang dikembangkan oleh peneliti di Universitas Gajah Mada.

Baca Juga: Syarat Baru Naik KA, Wajib Tunjukkan Surat Hasil Pemeriksaan Negatif Covid-19 dari 3 Tes Ini

GeNose C19 menggunakan sampel berupa hembusan nafas dan akan dideteksi hanya dalam kurun waktu 3 menit. Tarif yang harus dikeluarkan pun tidak terlalu besar, yakni hanya sekitar Rp20.000 untuk satu kali tes dengan akurasi di atas 90 persen.

Harganya jauh lebih terjangkau daripada rapid antigen yang memiliki tarif Rp105.000.

Sementara untuk transportasi darat umum seperti bus, angkot, dan lainnya tidak mewajibkan sampling seperti pada kereta api, begitu juga dengan transportasi laut. Kedua transportasi tersebut akan melakukan sampling secara acak atau random.

“Untuk moda darat agak complicates kalau kita mensyaratkan karena biayanya lebih rendah, namun yang kita lakukan adalah secara acak atau random artinya kita memberlakukan acak kepada masyarakat yang akan menggunakan bus dan rest area,” ucap Budi.

Dengan adanya inovasi karya anak bangsa ini diharap dapat menjadi titik cerah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. Selain itu, GeNose C19 juga merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk sampling Covid-19 dengan cara yang mudah yaitu melalui hembusan nafas.

Baca Juga: Indonesia Jadi Negara Pertama Tembus 1 Juta Positif Covid-19 di ASEAN, Jokowi Lakukan Ini

Dilansir dari Antara News, GeNose C19 sendiri memiliki kepanjangan Gadjah Mada Electronic Nose Covid-19.

Cara kerja alat ini berbasis Artificial Intelligence (AI) dalam proses diagnosisnya untuk mendapatkan hasil secara real-time. Sifat screeningnya hanya berbasis hembusan nafas dan tidak seperti tes lain yang screeningnya berbasis antigen atau antibodi.

Cara kerjanya adalah seseorang cukup menghembuskan nafas ke dalam alat pengumpul nafas. Nafas tersebut kemudian dianalisis dengan artificial intelligence hanya dalam beberapa menit. Tak sampai 10 menit, hasilnya akan terlihat apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.

Berbeda dengan tes berbasis antibodi yang menggunakan darah sebagai sampelnya, atau tes berbasis antigen yang mengambil sampel dari spesimen di nasofaring. ***

Editor: Yuni Astutik

Sumber: PMJ News ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler