Orang-orang Papua Barat Melarikan Diri dari Konflik ke Daerah Terpencil Papua Nugini  

28 Oktober 2021, 06:33 WIB
Ilustrasi -Orang Papua Barat melarikan diri dari konflik ke daerah terpencil Papua Nugini /Pixabay/Sally Wilson

 

MALANG TERKINI - Konflik bersenjata di Papua Barat telah menyebabkan gerakan besar-besaran pengungsi ke salah satu bagian terpencil di negara tetangga Papua Nugini. 

Posisi konflik ada di Kabupaten Pegunungan Bintang yang masuk dalam pemerintahan Indonesia, di mana pasukan negara mengejar pejuang Tentara Pembebasan Papua Barat yang mereka tuduh atas terjadinya serangan baru-baru ini terhadap petugas kesehatan di distrik Kiwirok.

Sejak kekerasan melonjak di Kiriwok bulan lalu, pasukan keamanan Indonesia telah menargetkan benteng desa yang diduga sayap militer Gerakan Papua Merdeka OPM.

Baca Juga: PWYP Ungkap Papua Barat Terima Dana DBH SDA Tertinggi di 2019

Setidaknya dua ribu orang tercatat oleh kelompok-kelompok lokal telah melarikan diri dari konflik baik ke bagian lain Pegunungan Bintang atau menyeberang secara ilegal ke wilayah yang berdekatan melalui perbatasan internasional. 

Ratusan orang telah melarikan diri ke Tumolbil, di sub-distrik Yapsie di provinsi Papua Nugini Sepik Barat, yang terletak tepat di perbatasan.

Seperti yang dilansir dari Radio New Zealand pada Rabu, 27 Oktober 2021, juru bicara OPM, Jeffrey Bomanak, mengatakan bahwa mereka yang melarikan diri lari dari operasi militer Indonesia, termasuk serangan helikopter, yang dia klaim telah menyebabkan kerusakan signifikan di sekitar 14 desa.

Baca Juga: Josh Cavallo Mengaku Gay, Netizen Menghubungkanya dengan Jamie Vardy

Ia mengatakan bahwa mereka menyeberang ke sisi Papua Nugini sebab mereka tidak bisa bertahan dengan situasi itu. 

Jefferey sudah menghubungi jaringannya, tentara dari OPM, TPN (Tentara Pembebasan). Mereka sudah mengkonfirmasi 47 keluarga di Tumolbil.

Seorang guru di Yapsie, Paul Alp, mengatakan dia melihat bukti gelombang masuk di Tumolbil minggu lalu.

Dia menjelaskan bahwa masuk ke Papua Nugini dari Indonesia sangat mudah. Ada gunung-gunung tetapi mereka tahu bagaimana berkeliling untuk mendaki gunung-gunung itu ke Papua Nugini.

Baca Juga: Bacakan Kalimat-kalimat Saran, Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 Halaman 59

Paul Alp menambahkan bahwa orang Papua Nugini terkadang menyeberang ke sisi Indonesia, biasanya untuk mengakses tingkat layanan dasar yang lebih baik. 

Ia berkata orang Papua Barat yang datang ke Tumolbil tidak harus tinggal lebih dari seminggu atau lebih sebelum kembali ke sisi lain. 

Dia dan orang lain di distrik terpencil mengkonfirmasi bahwa penyeberangan perbatasan ilegal telah terjadi selama bertahun-tahun, tetapi telah meningkat tajam sejak bulan lalu.

Baca Juga: 25+ Link Download Twibbon Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021, Desain Keren Cocok untuk Story Medsos

Selama beberapa dekade, kebijakan pemerintah Papua Nugini tentang pengungsi dari Papua Barat adalah menempatkan mereka di kamp-kamp perbatasan, yang utama adalah di Awin Timur di Provinsi Barat, dengan dukungan dari Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi.

Ribuan pengungsi Papua telah berakhir di Awin Timur, tetapi banyak orang lain yang datang begitu saja melebur menjadi masyarakat umum di antara berbagai desa terpencil di sepanjang wilayah perbatasan.

Keamanan

Terry Dap adalah salah satu dari segelintir polisi di seluruh distrik Telefomin seluas 16.333 kilometer persegi dan dengan populasi sekitar 50.000. Dia mengatakan banyak orang telah datang ke Tumolbil dalam beberapa pekan terakhir, termasuk pejuang OPM.

Terry menjelaskan ada pertarungan yang terjadi, antara Indonesia dan pejuang kemerdekaan Papua Barat. Banyak gangguan di Tumolbil. Jadi ia pergi kesana dan berbicara dengan petugas pengembangan lingkungan Yapsie. Sementara itu, Yapsie mengatakan dia membutuhkan bantuan segera dari pihak berwenang di Vanimo, ibukota Sepik Barat.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 5 Halaman 58 SD/MI, Sebutkan Pengertian dan Ciri-ciri Pantun

Terry menerangkan, Yapsie menginginkan militer dan polisi, untuk melindungi kedaulatan Papua Nugini, dan untuk melindungi properti untuk memastikan konflik tidak terjadi di Papua Nugini.

Sersan Dap mengatakan dia telah mengirim email kepada otoritas provinsi dengan permintaan ini, dan sedang menunggu umpan balik.

Kemudian, menurut Bomanak, dampak pengungsian dari serangan baru-baru ini di distrik Kiwirok sedang berlangsung.

Baca Juga: Lirik Tuhan Perlindunganku, Single Rohani Terbaru Clarisa Dewi

Bomanak memperingatkan, masalahnya kini adalah mereka memiliki kerusakan yang sangat parah di desa dan lebih banyak warga sipil akan menyeberang di sisi Papua Nugini. Lima sampai enam ratus warga desa, warga sipil, ibu-ibu dan anak-anak, mereka masih di tiga lokasi, di hutan di Kiwirok, dan mereka masih dalam perjalanan ke Papua Nugini.

Di pihak Papua Nugini, Sersan Dap mengatakan beberapa orang yang datang dari Papua Barat memiliki hubungan tradisional atau keluarga dengan komunitas Tulmolbil.

Namun kehadiran mereka di tanah Papua Nugini menciptakan risiko bagi penduduk setempat yang takut komunitas mereka bisa terjebak dalam baku tembak militer Indonesia yang mengejar para pejuang Papua.

Baca Juga: Inilah Poin Inti Perbedaan ASN, PPPK, dan PNS Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014

Dap mengatakan dia berbicara dengan para pejuang OPM yang datang ke Tumolbil, dan mendorong mereka untuk tidak tinggal dalam waktu lama. Dap sudah berbicara dengan komandan mereka dan mereka mengatakan ada sekelompok orang lain yang datang, sejumlah sekitar seribu lebih.

Polisi juga telah terlibat dalam upaya otoritas Papua Nugini untuk mendorong vaksinasi terhadap Covid-19.

Ketidakpercayaan terhadap vaksin Covid tergolong tinggi di Papua Nugini, di mana hanya sekitar 2 persen dari populasi telah diinokulasi, sementara gelombang ketiga pandemi yang penuh Delta memakan korban setiap hari.

Sersan Dap mengaku bahwa meyakinkan orang untuk mendapatkan vaksinasi cukup sulit tanpa adanya penyebaran virus akibat penyeberangan perbatasan secara illegal.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: RNZ

Tags

Terkini

Terpopuler