Demam Babi Afrika Mewabah di Indonesia

9 Mei 2023, 20:27 WIB
Ilustrasi. Demam babi Afrika mewabah di Indonesia / // Unsplash/ Kenneth Schipper Vera

MALANG TERKINI – Indonesia telah melaporkan wabah demam babi Afrika di sebuah peternakan di Kepulauan Riau dekat Singapura. Hal ini diumumkan oleh World Organisation for Animal Health (WOAH) yakni organisasi kesehatan hewan internasional pada Selasa, 9 Mei 2023.

Wabah yang menewaskan 35.297 babi dalam 285.034 kawanan di sebuah peternakan yang terletak di Pulau Bulan, terdeteksi pada 1 April dan dikonfirmasi pada 28 April.

Demam babi Afrika atau African swine fever (ASF) tidak berbahaya bagi manusia tetapi berakibat fatal bagi babi. Penyakit ini telah menjangkiti China selama bertahun-tahun, dengan gelombang awal selama 2018 dan 2019 membunuh jutaan babi dan menyebabkan penurunan dramatis dalam produksi daging yang mengguncang pasar global. China menghadapi lonjakan infeksi baru-baru ini di tahun 2023 sekarang.

Baca Juga: 5 Kesalahan yang Dilakukan Manajer Muda

Sumber wabah belum diketahui

Dilansir Malang Terkini dari Channel News Asia, sumber wabah di Indonesia masih belum diketahui, tetapi otoritas dokter hewan mengatakan kepada WOAH bahwa manusia, kendaraan, pakan, lalat, dan babi hutan mungkin telah memainkan peran penting dalam masuknya ASF di peternakan.

Penyelidikan dimulai setelah penyakit itu terdeteksi oleh badan urusan pangan Singapura atau Singapore Food Agency pada babi yang impor dari Indonesia.

Batam lakukan pemeriksaan peternakan, setelah penemuan demam babi Afrika

Kota Batam sedang melakukan inspeksi peternakan babi dan kandang babi di seluruh kota, setelah kiriman babi hidup yang diekspor dari kota ke negara tetangga Singapura ditemukan terinfeksi virus demam babi Afrika.

Mardanis, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pertanian Batam, mengatakan bahwa penemuan bulan lalu dari virus demam babi Afrika, mendorong pihak berwenang untuk menghentikan semua babi hidup dan bangkai meninggalkan Pulau Bulan.

Baca Juga: 5 Zodiak ini Berpotensi Jadi Suami Sempurna

“Tidak hanya ekspor ke Singapura terganggu, pasokan (babi) ke Kota Batam juga terpengaruh,” kata Mardanis.

Singapore Food Agency (SFA) mengatakan pada 20 April bahwa bangkai babi yang berasal dari sebuah peternakan di Pulau Bulan, tak jauh dari pulau utama Batam, ditemukan terinfeksi virus tersebut. Mereka kemudian dikeluarkan dari tempat pemotongan.

Singapura juga telah menghentikan impor babi hidup dari Pulau Bulan, yang merupakan pemasok sekitar 15 persen daging babi Indonesia.

Pulau Bulan merupakan pemasok babi berskala besar

Pulau Bulan merupakan lokasi peternakan babi skala besar milik perusahaan agribisnis, Indotirta Suaka. Menurut data Dinas Pertanian Batam, peternakan seluas 1.500 ha itu mampu mengekspor 240.000 ekor babi per tahun ke Singapura.

Pekan lalu, tim dokter hewan Indonesia dikirim untuk mengumpulkan sampel dari peternakan untuk diuji di laboratorium di Sumatera. Tes tersebut mengkonfirmasi bahwa babi di peternakan tersebut terinfeksi oleh virus demam babi Afrika.

Baca Juga: Elon Musk: Twitter akan Hapus Akun yang Tidak Aktif

Demam babi Afrika tidak menular pada manusia

Demam babi Afrika tidak menginfeksi manusia. Namun, sangat menular di antara babi hutan dan babi, dan bahkan dapat ditularkan melalui daging mentah dari hewan yang terinfeksi.

SFA mewajibkan daging babi yang diekspor ke Singapura bebas dari demam babi Afrika.

Singapura mengimpor daging babi dari lebih dari 20 sumber, termasuk babi hidup dari Malaysia, serta daging babi dingin dan beku dari Australia dan Brasil.***

Editor: Niken Astuti Olivia

Tags

Terkini

Terpopuler