PT PLN Bangun Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan, Jadi Bahan Baku Pengganti Batu Bara

24 September 2023, 18:58 WIB
Putri Kraton Yogyakarta Gusti Condrokirono, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara saat menandatangani nota kesepahaman. DIY. ANTARA/HO-PLN EPI. /

MALANG TERKINI - PT PLN kini diketahui tengah melakukan berbagai upaya untuk menjadi perusahaan berbasis lingkungan berkelanjutan. Upaya ini bisa terlihat dari usaha PT PLN untuk mencari bahan baku alternatif.

Bila selama ini PT PLN diketahui selalu menggunakan batu bara sebagai bahan baku utama, kini perusahaan ini diketahui tengah membangun ekosistem biomassa yang tentu saja berkelanjutan.

PT PLN (Persero) membangun ekosistem biomassa sebagai bahan baku alternatif pengganti batu bara secara end to to end yang berbasis ekonomi kerakyatan.

Selain untuk meningkatkan pemanfaatan energi bersih menuju Net Zero Emissions (NZE) di 2060, pengembangan biomassa melalui program co-firing (substitusi batu bara) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ini sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

"Komitmen PLN dalam transisi energi melalui program co-firing ini, tidak hanya untuk menekan emisi tetapi juga melibatkan masyarakat sebagai upaya membangun ekosistem energi berbasis ekonomi kerakyatan,” ucap Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Darmawan Prasodjo mengatakan PLN memulai implementasi program co-firing di puluhan pembangkit PLN sejak 2021. Dalam proses ini, PLN melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI) memenuhi kebutuhan biomassa melalui keterlibatan masyarakat.

Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan strategi pemenuhan volume rantai pasokan biomassa saat ini mengoptimalkan sumber daya setempat dan keterlibatan masyarakat.

Hal ini untuk menggali besarnya potensi biomassa Indonesia mencapai 500 juta ton per tahun yang tersebar di berbagai wilayah. Sedangkan, pemenuhan target pasokan biomassa PLN EPI sekitar 10,2 juta ton per tahun pada 2025.

"Jadi pemberdayaan masyarakat itu suatu keharusan. Bahkan kita tidak menyebutnya pemberdayaan masyarakat tapi memang keterlibatan masyarakat. Sekarang kita menjadikan masyarakat sebagai objek, sebagai pengguna energi tapi sekarang mereka menjadi produsen energi, mereka sebagai pengelola energi. Itulah yang menjadi mitra utama kami untuk biomassa," ujar Aris.

Selain itu, PLN EPI dalam pengembangan biomassa ini tak hanya berfokus untuk rantai pasok energi tetapi juga bertujuan menyerap lapangan kerja selaras dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).

Aris menyebutkan pengembangan biomassa untuk co-firing PLTU terbukti mampu menyerap tenaga kerja masyarakat baik wilayah sekitar pembangkit maupun kaum marginal di berbagai daerah.

Menurutnya, untuk satu ton biomassa mampu menyerap sekitar 10 orang tenaga kerja.

"Contoh di Aceh kami menggerakkan masyarakat lokal, kebanyakan yang direkrut adalah warga dan petani lokal setempat, lalu di Lampung dari petani-petani karet itu yang mengumpulkan biomassa, termasuk bonggol jagung untuk di Sumbawa, di Jawa Barat itu adalah sekam, di Kupang itu per bulan 100 ton mampu menyerap 530 orang mulai dari pengumpulan, pemrosesan, transportasi, loading on loading," ujar Aris. ***

Editor: Ianatul Ainiyah

Tags

Terkini

Terpopuler