Banjir Bandang Melanda Pulau Lombok NTB, Empat Warga Meningal Dunia Termasuk Seorang Ibu dan Bayinya

- 7 Desember 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi - Banjir Bandang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Senin 6 November 2021 setelah terjadi hujan dengan intensitas tinggi
Ilustrasi - Banjir Bandang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Senin 6 November 2021 setelah terjadi hujan dengan intensitas tinggi /Pexels/Tony Wu photography MM

MALANG TERKINI - Musibah banjir bandang melanda di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Senin, 6 November 2021.

Wilayah yang terkena banjir paling parah adalah bagian Lombok Barat di tiga Kecamatan, yaitu Gunung Sari, Batu Layar dan Sekotong.

Banjir yang terjadi di Lombok tersebut diduga akibat curah hujan yang tinggi yang menyebabkan sungai-sungai meluap.

Baca Juga: Siswa Tidak Ada Libur Akhir Tahun, Berikut Surat Edaran Kemendikbud Ristek Nomor 29

"Ya ini karena intensitas hujan yang tinggi sejak Minggu kemarin sampai Senin pagi sehingga air meluap dan masuk rumah warga," kata Kepala BPBD NTB, H. Sahdan, sebagaimana dilansir Malang Terkini dari Antara.

Banjir juga terjadi di wilayah lain, seperti Mataram, Lombok Timur dan Lombok Utara, tetapi tidak separah di Lombok Barat.

Untuk kerugian maupun jumlah rumah yang terdampak akibat banjir tersebut, H. Sahdan belum bisa memastikan, karena masih dihitung.

Baca Juga: Kerennya Hutan Menyala di Bandung, Erick Thohir Sempat Berkunjung

Sementara itu, empat orang warga Desa Batulayar Barat, Lombok Barat, NTB, dilaporkan meningal dunia dalam musibah itu akibat terseret banjir bandang dan tertimbun tanah longsor.

Anggota Babinsa Batulayar Barat, Serda Parhan Taufik, menyebutkan nama empat korban tersebut, yaitu Papuq Temah (80), Sumiati (50), Sumihana (35) dan bayinya Ladenia yang masih berusia 6 bulan.

"Sumihana ditemukan oleh warga dalam keadaan meninggal dunia di sungai dalam kondisi masih mempertahankan bayinya," kata Parhan.

Baca Juga: Akibat Hujan Deras, Tiga Titik di Kota Malang Tergenang Banjir

Selain itu, satu orang warga lanjut usia bernama Hj. Selemah mengalami patah tulang kaki akibat terhempas material yang terbawa banjir bandang.

Sedangkan satu warga lagi bernama H. Suri yang sudah berusia 75 tahun, hanyut terseret banjir di sungai.

"Semua korban yang meninggal dunia dimakamkan setelah shalat Ashar, satu korban patah tulang sudah dirawat di rumah sakit, dan satu korban lagi masih dalam pencarian," ujar Parhan.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah