Ia mengatakan hasil panen dari pertanian Buruan SAE ini bisa dikembangkan oleh kelompok petani untuk dijual dalam bentuk masih segar, bahkan dikembangkan menjadi produk olahan.
“Salah satunya, selain dipanen dalam bentuk segar, juga beberapa kelompok mengolah jadi beberapa produk olahan dan mereka sudah mulai penjualan secara mandiri,” katanya.
Gin Gin menyebut hingga saat ini telah ada 375 kelompok Buruan SAE yang berbasis pendekatan keluarga dan rumah tangga yang berada di tingkat kewilayahan.
“Sekarang sudah ada sekitar 375 kelompok yang tersebar di 151 kelurahan yang dikelola oleh komunitas RT maupun RW,” katanya.
Dia berharap kelompok Buruan SAE ini bisa terus bertambah setiap tahunnya untuk menjadi salah satu solusi menjaga ketahanan pangan saat menghadapi El Nino, mengingat Kota Bandung bergantung pada pasokan pangan dari daerah lain.
“Nah kita berharap kelompok ini terus bertambah. Kita menargetkan minimal ada 50 kelompok baru setiap tahunnya,” kata Gin Gin. ***