Antisipasi Tantangan Pangan Global, Bapanas: Dukung Penerbitan Regulasi Kurangi Food Loss and Waste

- 29 September 2023, 23:25 WIB
 Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam acara International Day of Awareness of Food Loss & Waste di Jakarta, Jumat (29/9/2023). ANTARA/Kuntum Riswan.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam acara International Day of Awareness of Food Loss & Waste di Jakarta, Jumat (29/9/2023). ANTARA/Kuntum Riswan. /

MALANG TERKINI - Pangan di Indonesia merupakan salah satu sektor penting untuk menopang kehidupan masyarakat.

Namun semakin lama sektor pangan justru semakin memiliki tantangan baik secara global maupun di Indonesia. Banyak masalah yang muncul dalam sektor pangan. 

Untuk mengantisipasi adanya tantangan pangan global inilah, instansi terkait dalam hal ini Badan Pangan Nasional (Bapanas) pun turut bereaksi. 

Bapanas pun diketahui mendukung adanya penerbitan regulasi terkait bagaimana mengurangi food loss and waste.

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendukung penerbitan regulasi untuk mengurangi food loss dan food waste pada momentum peringatan International Day of Awareness of Food Loss & Waste.

“Badan Pangan Nasional mendukung untuk dilakukan penguatan regulasi mengubah perilaku peningkatan support sistem optimalisasi pendanaan, pemanfaatan food loss and waste, pengembangan kajian serta pendataan food loss and waste itu sendiri,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam acara International Day of Awareness of Food Loss & Waste di Jakarta, Jumat.

Arief mengatakan food loss dan waste merupakan salah satu tantangan terbesar secara global dalam sistem pangan saat ini.

Rilis Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menuturkan sepertiga dari pangan yang diproduksi atau sekitar 1,3 miliar ton pangan terbuang setiap tahunnya.

Kemudian berdasarkan Food Waste Index Report Tahun 2021 sekitar 13 persen dari total produksi pangan global mengalami food loss dan sebanyak 17 persen terbuang percuma karena perilaku boros pangan atau food waste.

Khusus untuk Indonesia, tumpukan food loss and waste di Indonesia sepanjang 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton atau setara 115-184 kg/kapita/tahun.

Dari segi dampak ekonomi mencapai Rp213-551 triliun per tahun dan setara dengan potensi penggunaan 61-125 juta orang atau 29-47 persen.

“Dalam peta ketahanan dan kerawanan pangan serta indeks kerawanan pangan tahun 2022, masih ada wilayah di Indonesia yang rawan pangan dan memiliki indeks ketahanan pangan yang rendah. Hal ini menjadi perhatian kita bersama agar mengelola dan menurunkan food loss and waste karena masih banyak penduduk Indonesia yang butuh makanan,” ucap Arief.

Lebih lanjut Arief menyampaikan berdasarkan piramida hierarki upaya penyelamatan pangan, fokus utama diprioritaskan pada aksi mencegah terjadinya food waste. Prioritas kedua yaitu pada tahapan mendonasikan pangan berlebih sekiranya tidak bisa diselamatkan lagi.

Ketiga, pemanfaatan pangan untuk pakan, jadi bedanya pangan dan pakan kalau pangan buat manusia, pakan buat hewan. Lalu, pemanfaatan untuk industri dan berikutnya kompos dan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir.

“Bapanas telah mengedepankan tiga langkah dalam menjaga ketahanan pangan, better nutrition, better behavior dan better collaboration. Oleh karena itu di Indonesia Bapanas memprakarsai gerakan selamatkan pangan menuju zero waste to end hunger,” tegasnya. ***

Editor: Ianatul Ainiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah