6. Pernikahannya dengan Inggit Garnasih
Pernikahan mereka berlangsung pada 24 Maret 1923 di Jalan Javaveem, Bandung, di rumah orang tua Inggit, dikukuhkan dengan surat keterangan kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923, berbahasa Sunda dan bermaterai 15 sen.
Selama pernikahan tersebut, banyak pengorbanan yang dilakukan oleh Inggit Garnasih untuk mengantarkan Soekarno menuju gerbang kemerdekaan, mulai dari membiayai pendidikan hingga membiayai aktivitas politik Soekarno.
Melalui istri keduanya itu, Soekarno tetap bisa memantau berbagai permasalahan dan tetap bisa menjalin komunikasi dengan para aktivis pergerakan nasional meski ia telah dijebloskan ke Penjara Banceuy di Bandung oleh Belanda setelah tertangkap pada 19 Desember 1929 di Yogyakarta.
Hal itu lantaran Inggit Garnasih berperan sebagai penyelundup buku-buku yang diperlukan suaminya itu di tahanan dengan cara memasukkan buku-buku tersebut ke dalam perutnya saat menjenguk Soekarno.
Selain itu, Soekarno tetap bisa menyogok penjaga untuk membelikannya surat kabar dengan berbekal uang yang diselipkan Inggit Garnasih di dalam makanan yang ia bawa.
Ia juga bertugas menyelipkan pesan Soekarno ke dalam lintingan rokok yang dililit benang merah untuk disebarkan ke beberapa relasi suaminya.
7. Perceraiannya dengan Inggit Garnasih dan Pernikahannya dengan Fatmawati
Seiring berjalannya waktu, pernikahan Inggit Garnasih dan Soekarno mengalami keretakan, tepatnya dua tahun sebelum Indonesia merdeka. Bermula ketika Soekarno diasingkan ke Bengkulu oleh Belanda pada 1937.
Di tempat pengasingan tersebut Soekarno menjadi seorang guru dan bertemu dengan gadis remaja, putri dari seorang tokoh Muhammadiyah, namanya Fatimah yang kini dikenal sebagai fatmawati.