“Aku ingin melihat keindahan wilayah ini dan mengabdi kepada Prabu,” katanya.
Mendengar jawaban itu, Sang Patih memperingatkan agar niat itu segera dibatalkan jika ingin nyawa mereka selamat.
“Jangan, rakyat yang ada di sini banyak yang mengungsi, sebab Sang Prabu suka makan daging manusia,” katanya.
Baca Juga: Contoh Cerita Rakyat Timun Mas Bahasa Jawa Singkat dan Ulasan Pendek Pesan Moralnya
Mendengar perkataan Sang Patih, Aji Saja nampak tak gentar, bahkan ia juga mengatakan bahwa kalau pada akhirnya ia selamat dari cengkraman Sang Prabu, ia minta hadiah tanah yang luasnya sama dengan luas ikat kepala yang sedang ia gunakan.
Saat Aji Saka sudah berhasil memasuki istana, pada waktu makan malam ia merubah dirinya menjadi anak kecil rupawan yang gemuk, yang memancing Sang Prabu untuk menimang dan memakan anak itu.
Tapi, ketika Sang Prabu hendak menggigitnya, dengan cepat Aji Saka berhasil merobek bibir Sang Prabu sampai Sang Prabu meninggal dunia.
Ketika pengembara itu telah berubah ke bentuk semula, ia menemui Sang Patih untuk meminta tanah lantaran telah berhasil selamat dari cengkraman Sang Prabu. Ikat kepalanya kemudian ia lepas dan ia bentangkan. Sontak seluruh wilayah negeri Medhangkamulan kemudian tertutupi oleh ikat kepalda itu. Itu berarti wilayah tersebut sudah dikuasai oleh Aji Saka.
Sejak saat itu Aji Saka dikenal sebagai raja yang baik di Kerajaan Medhangkamulan.