7 Tanda Hubungan Benar-Benar Hanya Serangkaian ‘Love Bombing’ Manipulatif

- 30 April 2023, 20:55 WIB
Love bombing adalah ketika orang narsis "membom" seseorang dengan kasih sayang, sanjungan, hadiah, dan pujian yang berlebihan di awal hubungan, untuk memenangkan perhatian dengan tujuan agar dapat mengendalikan korban dan manipulatif. Patut waspada karena hal ini sama saja dengan bentuk pelecehan
Love bombing adalah ketika orang narsis "membom" seseorang dengan kasih sayang, sanjungan, hadiah, dan pujian yang berlebihan di awal hubungan, untuk memenangkan perhatian dengan tujuan agar dapat mengendalikan korban dan manipulatif. Patut waspada karena hal ini sama saja dengan bentuk pelecehan /// Image by Freepik

MALANG TERKINI – Tahap awal suatu hubungan akan sangat menyenangkan. Otak dibanjiri dengan serotonin dan membuat diri terhanyut. Sangat normal untuk memiliki pengalaman seperti romansa khas drama Korea. Namun tiba-tiba hubungan menjadi gelap dan samar, ketika tahu bahwa kita telah menjadi korban love bombing dari seseorang yang memiliki kepribadian narsistik atau manipulatif.

Istilah love bombing sebenarnya adalah suatu bentuk pelecehan. Jika memiliki hubungan ini dengan seseorang yang narsistik, machiavellian, atau psikopat, mungkin ini saatnya untuk lebih waspada dan menyayangi diri. Pasalnya, umumnya pelaku love bombing kerap menghujani korban dengan cinta sesuai keinginannya sebagai teknik penguatan dan agar korban percaya.

Jika korban tidak percaya atau melakukan sesuatu yang tidak sesuai keinginannya, maka pelaku biasanya menarik semua kebaikannya, atau malah menghukum korban dengan apa pun yang mereka rasa pantas, seperti membentak, mendiamkan, atau bahkan melecehkan secara fisik.

Baca Juga: Beberapa Orang Alami Alergi di Masa Dewasa, Apakah Ada Upaya Pencegahan?

Dilansir Malang Terkini dari Well and Good, para ahli menguraikan tanda-tanda bahwa kita menjadi korban love bombing yang manipulatif tanpa menyadarinya:

7 tanda hubungan benar-benar hanya serangkaian love bombing

1. Pasangan membuat percaya bahwa kita bisa melakukan "lebih baik"

Menurut psikoterapis berlisensi Michele Paiva, seorang yang melakukan love bombing mengungkapkan apa yang mereka sukai dari korban dengan menempatkan korban pada posisi yang tinggi, tetapi ketika mereka menginginkan lebih banyak perhatian, mereka akan menjatuhkan orang atau hal-hal dalam hidup korban untuk membuat korban percaya dan layak mendapatkan lebih.

Misalnya, mereka akan memberi tahu bahwa sebuah barang yang kita beli itu salah, dan mereka akan mengajari cara berbelanja untuk itu. Romansa jenis ini, menjadikan pelaku sebagai pahlawan di setiap halaman dongeng yang mereka ciptakan sendiri.

Baca Juga: Studi Mengatakan Anak Sulung Lebih Pintar, Simak Faktanya

2. Mereka mengatakan apa yang ingin kita dengar

Seorang yang melakukan love bombing, akan berusaha membuat korban memihaknya, termasuk memberi tahu dengan tepat apa yang ingin didengar oleh korban, bahkan jika itu berarti membengkokkan kebenaran.

Pelaku love bombing memanipulasi keadaan, dengan melakukan apapun untuk mengendalikan situasi. Ini adalah cara mereka memastikan menerima kasih sayang dan perhatian.

3. Kita menerima hadiah mahal dan tahu berapa harganya

Memberi hadiah pada dasarnya tidak buruk. Namun, pelaku love bombing akan membuat kita merasa berhutang budi. Pelaku love bombing memandang pemberian hadiah sebagai pertukaran, artinya mereka memberi untuk mendapatkan sesuatu, atau seperti berinvestasi pada korbannya.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Satu Gambar Favorit, Tentukan Tipe Karakteristik Bawaan dan Psikologis Saat Ini

4. Pujian berlimpah

Pujian memang bagus, tetapi ketika pelaku love bombing membagikannya, pujian itu ada harganya. Mereka tahu bahwa jika mereka terus memuji, cepat atau lambat, korban akan merasa berkewajiban untuk membalas pujian.

Ahli mencatat bahwa mengembangkan keinginan akan pemujaan ini, dan memberikan kendali kepada pelaku love bombing, maka akan membuat korban mengasingkan diri dari orang lain dalam hidup.

5. Menghujani kasih sayang secara fisik dan digital

Bentuk manipulasi lainnya yang dilancarkan oleh pelaku love bombing, mereka akan menghujani korban dengan kasih sayang secara fisik dan melalui media sosial. Mereka selalu menggunakan bahasa tubuh yang hangat kepada korban, lalu memposting postingan romantis di Instagram.

Mereka menunjukkan kepada semua orang bukti nyata bahwa korban 'menyukai' mereka, hal ini disiapkan untuk melakukan gaslighting, dan membuat korban tampak seperti orang brengsek.

Baca Juga: 7 Cara Tetapkan Batasan Pribadi yang Sehat dengan Orang Lain

6. Pelaku love bombing akan membuat korban percaya bahwa korban melakukan kesalahan (padahal korban tidak melakukannya)

Orang narsis yang melakukan love bombing menggunakan senjata ini untuk membuat korban merasa bersalah atau bingung. Mereka akan membuat korban percaya bahwa korban bertanggung jawab atas batasan atau perilaku mereka yang buruk. Hal ini menjadikan ketidaknyamanan sebagai kesalahan korban dan tanggung jawab korban untuk memperbaikinya.

7. Korban diharapkan memberikan kasih sayang yang mereka inginkan

Mereka berharap untuk selalu duduk di samping korban dan melihat korban kapanpun mereka mau. Dan saat korban tidak membalas pesan teks atau terlalu lelah saat diajak untuk nongkrong pada malam tertentu, mereka tidak hanya akan marah, tetapi melakukan hal-hal yang ekstrem.

Mereka mungkin mengancam untuk mengakhiri hubungan, memberi tahu korban bahwa korban tidak menghargai hubungan tersebut, atau dalam situasi ekstrem, mereka bisa mengancam untuk menyakiti korban atau bahkan diri mereka sendiri.

Menyadari tanda-tanda love bombing dapat membantu korban untuk keluar dari hubungan lebih cepat. Karena akan lebih bagus untuk menerima kenyataan daripada terjebak dalam hubungan yang penuh manipulatif.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x