Benarkah Obat Kumur Bisa Membunuh Corona? Ini Penjelasan Ilmiahnya

27 November 2020, 14:35 WIB
ilustrasi mulut /Pixabay/dotigabrielf

MALANG TERKINI - Berbagai cara dilakukan untuk mencegah dan mengatasi virus corona, mulai dari bahan herbal seperti jamu, mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer hingga penggunaan obat medis. 

Hal yang terbaru menurut sebuah laporan, obat kumur bisa membunuh COVID-19. 

Laporan terbaru menyebutkan bahwa COVID-19 bisa dibasmi dengan menggunakan obat kumur sehingga penyebarannya bisa dihentikan.

Baca Juga: Vaksin Virus Corona Pfizer Diklaim 90% Manjur, Dunia Bersuka Cita

Sebagaimana dikutip MalangTerkini.com dari Antara, disebutkan bahwa tidak ada bukti obat kumur dapat digunakan sebagai pengobatan untuk virus corona, karena tidak akan mencapai saluran pernapasan atau paru-paru.

Diketahui, zat kimia yang menghancurkan membran lemak ini termasuk dalam ethanol, povidone iodine, dan cetylpyridinium. 

Obat kumur yang mengandung setidaknya 0,07 persen cetypyridinium chloride (CPC) menunjukkan "tanda-tanda yang menjanjikan" untuk dapat membasi virus.

Sebagaimana yang terlihat ketika penelitian dilakukan di laboratorium yang dirancang untuk meniru rongga mulut atau hidung dalam tabung reaksi.

Baca Juga: Untuk Izin Edar Vaksin Covid-19, BPOM Lakukan Pengawalan Keamanan, Khasiat, dan Mutu

Meskipun laporan tersebut belum ditinjau oleh ahli kesehatan lainnya, laporan tersebut mendukung penelitian terbaru lainnya yang menemukan bahwa obat kumur berbasis SPS efektik dalam mengurangi virus di area mulut.

Di lain sisi, penggunaan obat kumur terlalu sering justru bisa menimbulkan efek negatif pada mulut. 

Menurut dr. Devia, penggunaan obat kumur terlalu sering bisa menyebabkan mulut jadi kering, kulit pipi bagian dalam bisa terkelupas, sariawan, dan bau mulut. 

“Bukannya mencegah, penggunaan obat kumur secara berlebihan malah bikin bau mulut dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Lebih dari itu, pH terlalu asam di dalam mulut akibat penggunaan obat kumur secara berlebihan juga akan mengganggu remineralisasi gigi,” jelas dr. Devia.  

Baca Juga: Bupati Situbondo Meninggal, Positif Covid-19

Selain itu, cairan obat kumur yang tinggi alkohol sebaiknya tidak digunakan oleh orang yang memiliki sensitivitas tinggi pada rongga mulutnya.

Jika dilakukan, orang tersebut akan mengalami kondisi mulut kering yang parah, rasa terbakar, hingga bisa menyebabkan iritasi tenggorokan.***

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler