5 Cara Penularan Virus Marburg, Fatalitas Tinggi hingga 88 Persen Kemenkes Minta Masyarakat Waspada

- 30 Maret 2023, 20:44 WIB
Ilustrasi. Gejala dan penularan virus Marburg
Ilustrasi. Gejala dan penularan virus Marburg ///Tangkapan Layar YouTube/OTV News English

MALANG TERKINI – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) meminta masyarakat Indonesia untuk mewaspadai penyakit virus Marburg karena memiliki tingkat fatalitas tinggi hingga 88 persen.

Diketahui bahwa saat ini penyakit virus Marburg penyebab demam berdarah sedang mewabah di Guinea Ekuatorial, Afrika.

Gejala umum virus Marburg ini mirip dengan penyakit malaria, tifus, dan demam berdarah, seperti demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, diare, hingga pendarahan.

Baca Juga: Profil Gianni Infantino dan 5 Fakta Menarik Presiden FIFA yang Fasih 7 Bahasa

Apa itu virus Marburg? Bagaimana penyebaran dan penularannya?

Mengenal virus Marburg

Penyakit Virus Marburg atau Marburg Virus Disease (MVD) adalah demam berdarah yang jarang, namun parah yang menyerang manusia dan primata non-manusia.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Marburg, virus RNA zoonosis atau bawaan hewan yang unik secara genetik dari keluarga filovirus. Enam spesies virus Ebola adalah satu-satu anggota keluarga filovirus yang diketahui.

Virus Marburg pertama kali ditemukan pada tahun 1967. Saat itu terjadi wabah demam berdarah, yang terjadi secara bersamaan di laboratorium Marburg dan Frankfurt di Jerman. Selain itu penyebaran juga terjadi di Beograd, Serbia.

Baca Juga: Polresta Malang Musnahkan Puluhan Kilo Ganja, Sutiaji: Masyarakat Jangan Ragu dan Takut untuk Melaporkan

Dilaporkan bawa tiga puluh satu orang jatuh sakit terinfeksi virus Marburg. Awalnya petugas laboratorium yang terinfeksi, lalu diikuti beberapa tenaga medis. Anggota keluarga yang merawat mereka di rumah pun ikut terinfeksi.

Dari penyebaran pertama virus tersebut, dilaporkan tujuh orang meninggal dunia. Diketahui juga, orang pertama yang terpapar virus ini tertular dari kera hijau Afrika sebagai hewan penelitian, yang diimpor dari Uganda.

Inang virus Marburg dari kelelawar buah Afrika

Inang reservoir pada virus Marburg adalah berasal dari sejenis kelelawar buah, dari Afrika, yang biasa disebut dengan kelelawar rousette Mesir (Rousettus aegyptiacus). Kelelawar yang terinfeksi virus ini, setelah diteliti tidak menunjukkan tanda terkena penyakit dengan jelas.

Primata dan termasuk juga manusia dapat terinfeksi virus Marburg, yang menyebabkan penyakit serius atau bahkan kematian.

Kelelawar rousette Mesir adalah kelelawar penghuni gua yang ditemukan secara luas di seluruh Afrika. Mengingat penyebaran geografis kelelawar yang luas, maka akan lebih banyak area yang berpotensi berisiko wabah ini.

Baca Juga: Ramai Diperbincangkan Terkait Transaksi Janggal Kemenkeu yang Dilontarkan Mahfud MD, Ini Fungsi PPATK

Tidak diketahui bagaimana virus Marburg pertama kali menyebar dari inang hewannya ke manusia. Namun, ada 2 kasus wisatawan yang mengunjungi Uganda pada tahun 2008, kontak tanpa perlindungan dengan kotoran kelelawar atau aerosol yang terinfeksi, diduga menjadi awal penularan virus ini.

Cara penyebaran virus Marburg

Penularan mulai terjadi setelah adanya persilangan virus dari hewan inang ke manusia. Kemudian berlanjut melalui kontak orang ke orang. Virus dapat menyebar melalui kulit yang luka. Bisa juga melalui selaput lendir di mata, hidung, atau mulut, dengan cara penularan sebagai berikut:

1. Penularan virus Marburg bisa terjadi melalui aliran darah atau cairan tubuh. Diantaranya melalui urin, air liur, keringat, feses, muntahan, ASI, cairan ketuban, dan air mani, dari orang yang sakit atau meninggal karena terinfeksi virus Marburg.

2. Bisa menular melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan tubuh dari orang yang sakit, atau telah meninggal karena terkena virus Marburg. Di antaranya menular lewat pakaian, selimut, jarum, dan peralatan medis.

3. Menyebar lewat air mani dari pria yang sembuh dari MVD. Data tentang virus Marburg masih sangat terbatas. Namun, diketahui bertahan di testis dan di dalam mata, mirip dengan virus Ebola.

4. Karena virus Marburg dan Ebolavirus sama-sama berada dalam keluarga virus yang sama (Filoviridae), dapat diasumsikan bahwa persistensi virus Marburg kekebalannya serupa dengan Ebola. Namun penelitian belum membuktikan bahwa hubungan seksual atau kontak dengan cairan vagina yang menderita MVD, dapat menyebarkan virus Marburg.

Baca Juga: Cair Awal April 2023, Ini Besaran THR PNS 2023 dan Gaji Ke-13 Termasuk Pensiunan

5. Penyebaran virus Marburg antar manusia telah terjadi di lingkungan yang dekat dan memiliki kontak langsung dengan penderita. Contoh umum adalah melalui pengasuh di rumah atau di rumah sakit (transmisi nosokomial).

Kemenkes menyebut bahwa sampai dengan saat ini pemerintah belum mendapatkan laporan yang mengkonfirmasi kasus virus Marburg, baik di Indonesia ataupun di negara tetangga.

Namun, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi para pelaku perjalanan yang datang dari negara terjangkit virus Marburg, sehingga dapat mencegah penyakit ini untuk tidak masuk ke wilayah Indonesia.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x