Penghina Islam Terus Diburu, Kerusuhan di Swedia Memanas Hingga 4 Polisi Terluka

16 April 2022, 19:03 WIB
Kerusuhan Sewdia /TT NEWS AGENCY/via REUTERS

MALANG TERKINI - Swedia dalam beberapa hari terakhir situasinya terus memanas. Terjadi kerusuhan antar dua kelompok, kelompok Islam melakukan ujuk rasa setelah merasa dihina agamanya oleh gerakan Stram Kurs (Garis Keras) anti-imigrasi dan anti-Islam sayap kanan.

Kelompok yang dianggap menghina Islam tersebut dipimpin oleh Rasmus Paludan dari Denmark-Swedia.

Kerusuhan dan bentrok terjadi dan membuat sejumlah mobil polisi menjadi sasaran amuk massa dan dibakar.

Kerusuhan tersebut juga membuat polisi terluka karena lemparan batu. Dilaporkan ada sedikitnya empat polisi menjadi korban.

Baca Juga: Pesan Ade Armando Pasca Dikeroyok: Jangan Takut, Allah Bersama Orang yang Menegakkan Kebenaran

Polisi berada di antara dua kubu sehingga tak bisa memihak pihak manapun. Mereka menjadi penengah dan terus berusaha agar bentrok kedua kelompok tidak pecah.

Saat pengunjuk rasa melemparkan batu dan menyerang barisan polisi, korban dari aparat mulai berjatuhan.

Empat petugas polisi Swedia dan seorang warga terluka oleh pengunjuk rasa kontra yang berdemonstrasi menentang niat kelompok sayap kanan untuk membakar Al-Qur'an di kota Orebro di Swedia tengah pada hari Jumat, 15 April 2022.

Baca Juga: Muncul Wacana Larangan Jual Rokok Batangan, BPOM: Yang Penting Itu Adalah Adanya Sanksi

Polisi mengatakan, empat mobil polisi dibakar. Dari kerusuhan itu ada empat petugas dan satu orang terluka.

Aksi kekerasan makin memanas setelah pengunjuk rasa melemparkan batu dan kelompok besar menyerang barisan polisi dan merobohkan pagar anti huru hara.

Ini adalah hari kedua berturut-turut telah terjadi bentrokan di pinggiran unjuk rasa oleh gerakan Stram Kurs (Garis Keras) anti-imigrasi dan anti-Islam sayap kanan yang dipimpin oleh Rasmus Paludan dari Denmark-Swedia.

"Demonstrasi, yang telah mendapat izin, dibubarkan oleh polisi untuk menenangkan situasi, dan kemudian Jumat malam sebagian besar kontra-demonstran telah meninggalkan daerah itu," kata polisi.

Baca Juga: Suami Wajib Tahu! Ini Tanda-tanda Istri Selingkuh dan Sudah Tidur dengan Pria Lain

Pada Kamis, 14 April 2022, tiga petugas polisi dibawa ke rumah sakit saat kerusuhan pecah di Kota Linkoping, Pantai Timur Swedia.

Peserta demonstrasi yang termasuk pembakar Al-Qur'an dan dua orang lainnya ditangkap dalam demonstrasi itu.

“Kita berada dalam masyarakat demokratis. Tugas terpenting polisi satu di antaranya adalah memastikan bahwa orang dapat menggunakan hak mereka,” katanya.

“Hak mereka akan selalu dilindungi secara konstitusional untuk berdemonstrasi dan mengekspresikan pendapat mereka, selama tidak mengusik keyakinan dan kebebasan pihak lainnya,” kata Kepala Polisi Nasional Swedia, Anders Thornberg pada Jumat pagi.

“Polisi tidak bisa memilih siapa yang berhak, tetapi harus selalu turun tangan jika terjadi pelanggaran,” ujarnya menambahkan dalam sebuah pernyataan.

Akhir-akhir ini, pemimpin sayap kanan, Paludan semakin gencar melakukan provokasi membenci Islam di media sosial dan berunjuk rasa.

Baca Juga: Amalan Sebelum Tidur dari Syekh Ali Jaber: Penyakit Sembuh, Jauh dari Sihir dan Gangguan Makhluk Halus

Paludan menjadi pusat insiden dalam beberapa tahun terakhir lantaran sangat menentang keberadaan imigran yang dia nilai berasal dari kalangan Islam radikal.

Hingga saat ini beberapa anggota kelompok Paludan sudah diamankan dan sisanya masih dalam pengejaran.

Pada November 2020 lalu, Paludan ditangkap di Prancis dan dideportasi. Kemudian, lima aktivis lainnya ditangkap di Belgia.

Paludan dituduh berniat menyebarkan kebencian dengan membakar Al-Qur'an di Brussel.***(Rizki Laelani/Pikiran Rakyat)

Berita ini pernah diterbitkan di Pikiran Rakyat dalam judul "Penyebar Kebencian Islam di Swedia Terus Diburu Polisi Usai Bentrok Berdarah Selama Dua Hari"

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler