Charles III Dinobatkan sebagai Raja Inggris, Pertama Sejak Tahun 1953

- 6 Mei 2023, 18:08 WIB
Mahkota St. Edward dalam penobatan Charles III menjadi Raja Inggris
Mahkota St. Edward dalam penobatan Charles III menjadi Raja Inggris / // REUTERS/Jack Hill

MALANG TERKINI – Charles III dinobatkan sebagai raja pada Sabtu 6 Mei, melalui upacara Kristen yang khusyuk yang mendalami 1.000 tahun sejarah dan tradisi, serta diadaptasi untuk mencerminkan Inggris abad ke-21.

Mahkota St. Edward sebagai simbol suci otoritas raja penguasa Britania Raya, akan ditempatkan di kepala Raja Charles pada saat penobatan, pukul 11.00 waktu setempat, dengan teriakan "God Save the King".

Keriuhan terompet akan terdengar di Westminster Abbey London, dan penghormatan senjata seremonial akan diluncurkan di darat dan laut, untuk menandai penobatan pertama seorang raja Inggris sejak tahun 1953, dan hanya yang kelima sejak 1838.

Baca Juga: Gerhana Bulan Penumbra Malam Ini: Simak 8 Hal yang Perlu Diketahui

Pada acara penobatan Raja Charles, lonceng akan didentangkan di gereja-gereja, sebelum gelaran parade militer dari tentara berseragam berjalan kaki dan menunggang kuda, yang terdiri dari 7.000 orang membentang di jalan-jalan ibu kota.

Raja Charles dan istrinya Camilla, yang juga akan dinobatkan sebagai ratu. Setelah penobatan, akan kembali ke Istana Buckingham dengan menggunakan kereta kuda Gold State Coach melewati kerumunan besar.

Dilansir Malang Terkini dari Channel News Asia, penobatan Raja Charles III menjadi yang pertama dari seorang raja sejak 1937, dan yang pertama dalam siaran berwarna dan dilakukan secara streaming online.

Raja Charles yang kini berusia 74 tahun, telah menjadi raja sejak kematian ibunya Ratu Elizabeth II pada September tahun lalu, setelah tujuh dekade sebagai pewarisnya.

Baca Juga: Studi Baru: Berdamai pada Emosi Negatif, Baik untuk Kesehatan Mental

Perubahan yang ada pada acara penobatan Raja Charles III

Sebagian besar acara di antaranya adalah kebaktian Anglikan yang berlangsung selama dua jam, dipimpin oleh Uskup Agung Canterbury Justin Welby. Kebaktian tersebut juga dilakukan oleh 39 raja terdahulu yang juga dinobatkan di Westminster Abbey sejak 1066.

Dalam penobatan Raja Charles III kali ini, akan ada uskup wanita untuk pertama kalinya. Sementara para pemimpin agama non-Kristen Inggris, serta bahasa Celtic akan tetap memainkan peran penting dalam upacara.

Setelah dinobatkan sebagai raja, Charles III akan menjadi gubernur tertinggi Gereja Inggris. Selain itu, ia pun mengepalai negara yang lebih beragam secara agama dan etnis, daripada yang diwarisi ibunya dalam bayang-bayang Perang Dunia II.

Raja Charles juga berusaha menghadirkan jemaat yang beranggotakan 2.300 orang lebih yang mencerminkan masyarakat Inggris, mengundang anggota masyarakat biasa untuk duduk bersama kepala negara dan keluarga kerajaan dari seluruh negeri yang hadir.

Perubahan lain, yakni tema penobatan yang mencerminkan minat seumur hidup Charles pada keanekaragaman hayati dan keberlanjutan.

Baca Juga: Scopaesthesia: Apakah Seseorang Menatapku? Bukti Indra Keenam atau Kebetulan Belaka

Penggunaan plastik sekali pakai, dan bunga yang terbuat dari busa telah dilarang. Semua bunga yang ada dirangkaian acara akan disumbangkan untuk acara amal.

Jubah upacara dari penobatan sebelumnya akan digunakan kembali, dan minyak urapan yang akan dipakai pada acara penobatan adalah minyak vegan.

Pertentangan dari beberapa kalangan tentang penobatan Raja Charles

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menggambarkan bahwa penobatan Raja Charles kali ini, merupakan ekspresi bangga akan sejarah, tradisi dan budaya.

Namun selain itu, jajak pendapat menunjukkan berkurangnya dukungan untuk monarki, terutama di kalangan anak muda, dengan seruan untuk memodernisasi atau bahkan menghapusnya sama sekali.

Kemudian pertentangan lain datang dari Partai Republik. Partai ini menginginkan agar kepala negara dilakukan secara terpilih. Partai Republik melakukan aksi protes, mengangkat plakat bertuliskan "Not my king".

Masa kekuasaan Raja Charles sebagai raja turun temurun dan kepala negara dari 14 negara persemakmuran, keberadaannya dianggap semakin rapuh.

Baca Juga: Siapa David Yulianto? Si Koboi Jalanan Tol Tomang yang Terancam 20 Tahun Penjara

Jamaika dan Belize minggu ini mengisyaratkan bahwa mereka bergerak menuju negara republik, sementara Australia, Kanada, dan lainnya mungkin pada akhirnya akan mengikuti.

Sementara itu, warga Inggris yang berjuang dengan melonjaknya biaya hidup mempertanyakan mengapa pembayar pajak harus membayar untuk acara penobatan Raja Charles, dengan tagihan diperkirakan lebih dari £100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun.

Pendukung penobatan Raja Charles dan kerajaan

Adanya kerumunan besar para penggemar kerajaan di luar Istana Buckingham, telah menunjukkan bahwa para bangsawan masih memiliki peran sentral dalam budaya dan sejarah Inggris.

Bahkan banyak dari mereka yang berkemah untuk menonton penobatan Raja Charles, terbang dari luar negeri.

Penobatan Raja Charles adalah inti dari tiga hari acara, termasuk adanya konser di Kastil Windsor di barat London pada Minggu malam.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x