Tanggapi Ucapan Menag Soal Kemenag Hadiah untuk NU, Yusril: Omongan Seperti Itu Hanya Bikin Gaduh

26 Oktober 2021, 07:33 WIB
Amunisi serangan pada Yusril disiapkan setalah politisi PBB itu menyatakan sikap akan mendukung Demokrat kubu Moeldoko. /MUHAMMAD ASHARI/PR/

MALANG TERKINI – Politisi Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra menegaskan jika Kementerian Agama bukan hadiah dari siapapun.

Hal tersebut disampaikan Yusril untuk merespon kehebohan yang bermula dari pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut).

Gus Yaqut sempat mengatakan jika Kementrian Agama adalah hadian dari negara untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Baca Juga: Sempat Heboh! Menag Yaqut Akhirnya Klarifikasi Soal Pernyataan Kemenag 'Hadiah' untuk NU

Yusril menilai ucapam Menag tersebut hanya membuat gaduh saja dan tidak ada manfaatnya.

Ucapan seperti itu tidak ada manfaatnya bagi kemaslahatan umat Islam dari ormas manapun juga,” kata Yusril, sebagaimana dikutip Malang Terkini dari Twitter @Yusrilihza_Mhd.

Ia menganggap pernyataan Gus Yaqut tersebut kontras dengan tugas Kemenag untuk memelihara kerukunan umat beragama.

Kalau kita gunakan istilah zaman Orde Baru dulu, ucapan Menag itu dapat mengganggu kerukunan internal umat beragama. Padahal salah satu tugas Kementerian Agama adalah menjaga dan memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama,” kata Yusril.

Lebih lanjut, Yusril menegaskan jika Kemenag bukan hadiah dari siapapun, namun sebuah konsekuensi atas disepakatinya Pancasila sebagai dasar negara.

Bagi saya yang mempelajari hukum tatanegara dan sejarah ketatanegaraan RI, keberadaan Kementerian Agama itu bukanlah "hadiah" dari siapapun,” terangnya.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Menag Soal Kemenag 'Hadiah' untuk NU, JK Sebut Itu Keharusan Negara

Mantan Menteri Sekretaris Negara Indonesia itu lantas menjelaskan posisi Pancasila yang menjadi jalan tengah. Menurutnya, Indonesia yang menggunakan Pancasila tidak seperti Malaysia yang menjadikan agama Islam sebagai agama resmi negara.

Yusril juga menegaskan, karena Pancasila Indonesia tidak seperti Philipina, negara sekular yang memisahkan urusan agama dengan negara.

Di negara kita, meskipun mayoritas Muslim, Islam tidak dinyatakan sebagai agama resmi negara seperti di Malaysia. Tetapi kita bukan negara sekular yang memisahkan urusan agama dari negara seperti Philipina,” sebut Yusril.

Ia menyarankan keberadaan Kemenag dipertahan sebagai sebuah ciri khas konsep bernegara yang berdasarkan Pancasila.

Menteri Agama seyogiyanya fokus menangani dan memecahkan berbagai problema keagamaan di negara kita,” kata pria kelahiran 5 Februari 1956 tersebut.

Omongan soal Kementerian Agama adalah hadiah buat umat Islam seluruhnya atau hadiah khusus bagi NU saja tidak ada gunanya. Omongan seperti itu hanya bikin gaduh, membuang energi dan tidak menguntungkan siapapun,” tutup Yusril.

Gus Yaqut sendiri sebenarnya telah mengklarifikasi pernyataannya tersebut. Klarifikasi tersebut disampaikan dalam acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) Ke-20 Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama di Solo, Senin 25 Oktober 2021.

Baca Juga: Menag Yaqut: Kementerian Agama Itu Adalah Hadiah untuk NU

Gus Yaqut menegaskan jika pernyataannya tersebut diucapkan semata-mata untuk memantik semangat para santri dan pondok pesantren pada acara internal.

"Pertama, saya sampaikan di forum internal, intinya adalah memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren," ujar Yaqut, sebagaimana dilansir Malang Tekini dari Antara.

Gus Yaqut mengatakan jika pernyataan tersebut seharusnya tidak menjadi masalah karena disampaikan di forum internal.

Ia mengibaratkan apa yang dia sampaikan tersebut seperti pasangan suami-istri yang mengatakan bahwa dunia milik berdua.

Baca Juga: Resep Asinan Rambutan Menyegarkan yang Wajib Kamu Coba

"Itu sama, kira-kira ketika kalian semua ini dengan pasangannya masing-masing melihat rembulan di malam hari, (mengatakan) dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma 'ngekos', salah enggak itu? Saya tanya salah enggak itu? Itu karena internal," kata dia.

Ia menegaskan jika Kemenag bukan hanya untuk NU, namun juga kepada semua ormas lain.

"Semuanya diberikan hak secara proporsional. Ormas juga tidak hanya NU saja. Bahkan, di Kemenag ada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag yang bukan dari NU," kata Menag.****

Editor: Lazuardi Ansori

Sumber: ANTARA Twitter Yusril Ihza Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler