Faisal Basri Sebut Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sudah Bermasalah Sejak Awal

- 5 September 2021, 08:57 WIB
Faisal Basri soroti adanya permasalahan yang sejak awal sudah menghampiri proyek kereta cepat Jakarta-Bandung
Faisal Basri soroti adanya permasalahan yang sejak awal sudah menghampiri proyek kereta cepat Jakarta-Bandung /Wahyu Putro/ANTARA

MALANG TERKINI – Ekonom Indonesia, Faisal Basri menyinggung persoalan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Seperti yang telah diungkap PT Kereta Api Indonesia pada beberapa waktu lalu, investasi proyek tersebut mengalami pembengkakan biaya sekitar Rp87,67 triliun menjadi Rp114,24 triliun.

Tentunya hal ini pun menjadi perhatian publik, khususnya Faisal Basri yang mengungkap bahwa proyek tersebut sudah bermasalah sejak awal.

Baca Juga: Sri Mulyani Beberkan Dugaan Korupsi Bupati Probolinggo: Korupsi Musuh Utama dan Musuh Bersama

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami cost ovverrrun miliaran dollar. Proyek mubazir ini sudah ditengarai bermasalah sejak awal,” tulis Faisal sebagaimana dikutip Malang Terkini dari akun Twitter miliknya @FaisalBasri pada 5 September 2021.

Selain itu, Faisal Basri membeberkan tulisannya terkait dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut.

Dalam tulisannya yang sudah dibuat enam tahun lalu, Faisal Basri mengatakan bahwa sebenarnya kereta cepat yang ditargetkan tiba sekitar 45 menit dirasa tidak mendesak kehadirannya.

Kereta cepat (bullet train) ditargetkan sekitar 45 menit. Jadi mengirit waktu 2 jam 45 menit dibandingkan dengan kereta api Parahyangan arau 1-1,5 jam lebih cepat dibandingkan dengan kendaraan pribadi atau travel tanpa macet, tulis Faisal.

Jadi, rasanya kehadiran kereta cepat sangat tidak mendesak. Apalagi mengingat kereta cepat sejenis Shinkansen pada galibnya hadir untuk jarak jauh seperti Tokyo-Osaka hampir sama dengan Jakarta-Surabaya,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Faisal Basri mengungkap kereta cepat sebagai pesaing dekat pesawat terbang. Tentunya terdapat beberapa kelebihan kereta cepat dibandingkan pesawat terbang.

Bisa dibuktikan dari letak stasiun kereta cepat yang berlokasi di tengah kota sehingga mudah dijangkau masyarakat.

Baca Juga: Syarat dan Ketentuan Vaksin Gratis PT KAI di 12 Stasiun untuk Pengguna Kereta Api

Selain itu, kereta cepat tidak membutuhkan waktu lama sebelum keberangkatan. Sementara pesawat terbang, biasanya harus menunggu terlebih dahulu setidaknya satu jam sebelum berangkat.

Faisal Basri mengatakan dengan kereta cepat, jarak antara Jakarta ke Surabaya bisa ditempuh dengan waktu sekitar 2,5 jam. Pastinya lebih cepat dan praktis ketimbang pesawat terbang.

Jika dengan kereta cepat, Jakarta-Surabaya bisa ditempuh sekitar 2,5 jam. Tiba di stasiun lima menit sebelum berangkat masih memungkinkan. Jadi jauh lebih cepat dibandingkan dengan pesawat terbang,” ungkap Faisal.

Memang banyak kelebihan bila proyek kereta cepat ini dapat terlaksana dengan baik. Namun Faisal Basri menyoroti adanya campur tangan dari PTPN VIII.

Baca Juga: Data Pribadi Jokowi Bocor, DPR RI Ingatkan Komitmen Pemerintah Selesaikan RUU PDP

Perusahaan perkebunan tersebut diduga dipaksa berinvestasi dalam sektor perkeretaapian. Padahal sebaiknya PTPN VIII bisa saja didorong untuk mengembangkan industri pengolahan produk hasil perkebunan.

Dalam hal ini, Faisal Basri juga mengungkap bahwa dana pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dirasa terlalu dipaksakan dan tidak meyakinkan.

Analisis masalah ongkos (cost-benefit analysis) proyek kereta cepat Jakarta-Bandung rasanya kurang meyakinkan. Kesannya terlalu dipaksakan,” ujar Faisal.***

Editor: Lazuardi Ansori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah