5. Ogoh-ogoh dibuat oleh warga satu Banjar
Ogoh-ogoh pada umumnya dibuat oleh sekelompok warga dalam satu Banjar atau setingkat Rukun Tetangga (RT) dalam satu desa di Bali.
Keberagaman karya Ogoh-ogoh ini bahkan sering dijadikan ajang perlombaan antar Banjar.
6. Pawai Ogoh-ogoh dilakukan pada malam Hari Raya Nyepi
Baca Juga: Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh, Kapan Waktu Terbaik, Doa dan Artinya
Arakan Ogoh-ogoh dilakukan pada malam Tahun Baru Saka atau malam Hari Raya Nyepi. Pelaksanaannya bersamaan dengan Upacara Ngrupukan.
Upacara Ngrupukan adalah upacara pembersihan alam, disimbolkan dengan pecaruan (upacara untuk Bhuta Kala). Ngurupukan biasanya menyebar nasi tawur (sesaji), memasang obor di pekarangan rumah, dan memukul kentongan sampai gaduh karena sifat Bhuta Kala senang suara riuh.
7. Ogoh-ogoh didoakan sebelum arakan
Saat Ogoh-ogoh selesai dibuat, akan dilakukan ritual doa sebelum diarak keliling desa dengan iringan suara gaduh menuju Sema atau tempat pembakaran jenazah.
Di sanalah Ogoh-ogoh akan dibakar dengan maksud untuk menetralisir energi negatif Bhuta Kala yang ada di dalamnya.